Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

Belajar

Pernah ga sih kalian capek belajar? Aku sering. Sering banget. Sampe nangis-nangis juga. Kadang ya ngerasa kenapa aku ini bebel banget, ga bisa terus, dikit-dikit pusing, gampang nyerah, bahkan sering nangis cuma karena ga ngerti pelajaran. Kadang ya kesel sama diri sendiri, tapi kalau bukan aku yang apresiasi diri sendiri, siapa yang bakal apresiasi? Hmm, jadi tetep semangat ya Fera.. 

Ungkapan dalam Bahasa Indonesia yang Lebih Terkenal dalam Bahasa Inggris atau Serapannya

Online                                             :  Daring (Dalam jaringan) Offline                                             :  Luring (Luar jaringan) Effective  (serapan: e fektif)     :  Mangkus Full time                                        :  Purnawaktu Part time                                        : Paruhwaktu Selfie                                               : Swafoto

Istilah-Istilah Keislaman dalam Bahasa Inggris yang Perlu Kamu Tahu

Ilmu Hadis Company: Sahabat Companion: Khabar Tabiin: Successor Tabiut Tabi’in: Successors of the successors Muhaddits: Traditionist Muhadditsin: Traditionists Tsiqah: Thrustworthy Perawi tsiqah:  Thrustworthy transmitter   Ma'mun: Reliable Perawi: Transmitter Sami'a min: He heard from Kataba 'an: He wrote from Rawa 'an: He related from Akhadza 'an: He learnt from Tafaqqaha 'ala: He learnt jurisprudence from Ilmu Fikih Fikih: Islamic jurisprudence Ashabul hadits / kaum tradisionalis : Traditionalist jurisprudent Mazhab : School of Law Imam Mazhab: The school of thought Sunnah: Sunna Faqih: Legist/Jurisprudent Fuqaha: Legists/Jurisprudents Generasi muslim pertama : The first generation of Muslim Mubadzir: Supererogatory Syekh: Shaykhs

Sepotong Hati yang Baru

Hari ini aku sengaja menghabiskan waktu di kantor lebih lama. Pulang lebih malam meskipun penglihatanku agak kabur menyetir motor di waktu gelap. Aku ingin fokus kerja supaya bisa mengalihkan kesedihan dan kekecewaanku. Tapi akupun tak nyaman terlalu lama di kantor. Apalagi diajak berbicara dengan rekan di sebrangku. Aku tak suka membuka diri. Aku hanya ingin sendiri dan sibuk dengan fikiranku. Benar saja, usai salat magrib air mataku langsung mengucur deras. Terus berlanjut di jalan sampai kamar kos. Tapi aku masih butuh waktu sendiri. Aku tak mau ketahuan menangis dengan mata membengkak. Aku tak suka barang second, aku selalu mau semua yang baru, begitupun hati. Tapi sayang, kali ini aku tak bisa pilih2. Siapa yang bisa mengatur kepada siapa dia mencinta. Siapa juga yang bisa mengubah masa lalu seseorang. Aku sangat suka Jogja, tapi aku tahu dia punya kenangan lain tentang Jogja. Maka aku ingin menghindarinya. Aku juga suka Ciputat, tapi dia pun punya kenangan lain tentang Cipu

I am 25th Years Old, and I Feel The Real Quarter Life Crisis

Kata orang, umur 25 tahun itu masa-masa  quarter life crisis . Yes that what I feel. Now I am 25th years old and I am in the real quarter life crisis.  Di umur segini, kalau belum bisa menemukan jati diri, kita bakal jadi sering galau. Apalagi kalau ngelirik rumput tetangga yang lebih hijau. Bakal terngiang-ngiang di kepala "Ih si dia udah sukses, ih si dia udah tunangan, ih doi udah nikah, wah doi udah selesai S2, keren banget dia dapet beasiswa ke luar negeri." dan lain sebagainya. Sedangkan pas lihat diri sendiri "Duh kok gini amat ya hidup gue." Maka ga heran kalau di usia segini stres bisa tiba-tiba melanda. Aku ngerasain sendiri, dan ini juga terjadi pada kawan-kawan dekat di sekitarku. Akhir-akhir ini aku juga sering banget ngerasa down, stres, depresi. Tanda-tandanya susah fokus, ga bisa konsentrasi, sering pusing dan mual, ga nafsu makan, ga bisa tidur, dan susah bangun pagi. Kalau lagi gini, aku selalu mikir, kayaknya aku kurang ibadah, kurang baca

Istilah yang Sering Didengar Tapi Hanya Sedikit Orang yang Menyadari Kepanjangannya

Web HTTP : Hypertext Transfer Protocol Secure WWW : World Wide Web Alat elektronik dan rumah tangga CCTV : Closed-circuit television (CCTV) AC      : Air conditioning / Air conditioner PK      : Paard Kracht WC      : Water closed Kendaraan BBM : Bayerische Motoren Werke

Buatku Ini Hikmah Corona di Bulan Ramadan

Sebelumnya sama sekali ga nyangka pandemi corona bakal nyebar ke seantero negeri. Berbagai agenda yang sudah disusun seketika dibatalkan, ditunda hingga jangka waktu yang tak ada seorang pun yang tau. Karena kedatangan corona ini, aku jadi bener-bener menyadari bahwa Allah Swt dengan mudah membolak-balikkan keadaan. Hanya dengan makhluk yang tak bisa hidup tanpa inang, Allah bisa memperlihatkan kepada manusia bahwa mereka lemah sekali. Semuanya jadi berbalik, dulu orang-orang berlomba-lomba dan berbangga bisa keluar negeri, tapi sekarang orang yang baru pulang dari luar negeri langsung dicap ODP. Dulu saat masjid dibuka 24 jam, orang-orang malas datang ke masjid dan lebih memilih salat di rumah, atau bahkan belanja ke mall. Tapi saat ada anjuran salat di rumah, orang-orang malah ingin salat di masjid. Biarpun gitu, adanya virus corona tentu mendatangkan hikmah. Apalagi di bulan Ramadan seperti ini. Udah sekitar dua bulan aku berdiam diri di rumah, hal yang mustahil terjadi di h

Semakin Pesimis Indonesia Bisa Mengatasi Covid-19

Entah kenapa akhir-akhir ini semakin pesimis Indonesia bisa mengatasi Covid-19. Peraturan pemerintah ga jelas dan tumpang tindih. Masyarakatnya egois dan ga mau nurutin aturan. Menjelang Idulfitri gini, orang-orang malah berbondong-bondong ke mall buat nyari baju baru buat lebaran, apalagi ditambah iming-iming diskon. Padahal ini 10 hari terakhir Ramadan, banyak gebyar pahala juga, sungguh sayang bila melalui Ramadan dengan sia-sia begitu saja. Padahal lebih baik diem di rumah, perbanyak ibadah. Kenapa mereka egois sekali? Apa mereka ga berempati pada para medis yang bekerja siang dan malam? Yang boro-boro bisa beli pakaian baru, mau pulang dan berkumpul dengan keluarga aja susah. Apa mereka ga malu sama Allah? Dikasih kesempatan pahala besar-besaran di bulan Ramadan tapi disia-siakan begitu saja? Apa mereka ngga mikirin bagaimana perasaan orang fakir dan miskin? Yang jangankan beli baju, buat makan hari ini aja mereka kesusahan. Kita memang sedang krisis empati, krisis keman

Gereget dengan Pendatang

Pusing rasanya melihat problematika umat yang semakin kompleks. Terlebih pemerintah Indonesia begitu loyo dan lamban merespon berbagai isu. Membuat kondisi makin memburuk. Entah apa yang nanti akan terjadi, tak ada yang tahu nasib Indonesia beberapa bulan mendatang. Apakah masih sibuk mengurus virus corona? Apakah akan muncul kerusuhan hingga penjarahan karena banyak yang lapar? Entah. Di antara semua itu, ada satu fenomena lagi yang bikin gereget, Pendatang. Ya, pendatang. Hampir semua orang udah tau bahayanya mudik, bahkan tau juga dalil-dalil agamanya, tapi tetep banyak yang mengabaikan larangan ini. Alasannya apa? Tentu aja perut, orang-orang lebih takut perutnya tak terisi kemudian mati kelaparan, daripada meninggal karena corona. Kalau sama dirinya sendiri sudah abai, mana mau mereka mikirin orang lain. Belum lagi akhir-akhir ini ada fenomena orang daerah malah ke Jakarta di tengah pandemi. Katanya di Jakarta lebih mudah dapet donasi ketimbang di daerah, makanya mereka m

Mencoba Tetap Waras di Tengah Stres yang Melanda

Perutku mulai mual karena stres yang melandaku akhir-akhir ini. Tapi aku tetap berupaya terlihat waras meskipun otak seolah sudah berhenti bekerja. "Kenapa stres?" Semua orang bertanya demikian saat aku mengungkapkan penyakitku. Mereka kemudian hanya memberikan solusi sekenanya, sama sekali tak mencoba menenangkan. (atau mungkin karena mereka tak benar-benar mengerti apa yang kurasakan lantaran aku malas bicara panjang). Tidak ada yang mau mendengarkanku, tapi setidaknya aku masih bisa menumpahkan perasaanku melalui tulisan di blog. Jadi tidak perlu menunggu ada yang mau mengangkat telponku, mendengarkanku, atau membaca chatku. Meskipun aku juga tau tak akan ada yang membaca blogku, tapi setidaknya unek-unek di kepalaku bisa keluar. Sudah satu hari aku tak bisa mengerjakan apa-apa. Padahal tugas sudah antre minta diselesaikan. Tetapi otakku terlalu blank dan tak bisa berpikir jernih. Perutku mual dan kepalaku amat pusing. Tanda maghku kambuh karena terlalu banyak pikira

Jadi, Pesan Mana yang Kamu Laksanakan?

"Kamu sekarang kerja di Metro TV ya?" tanya kawanku, saat itu kami tak sengaja berpapasan di masjid dekat kampus "Iya," jawabku singkat "Kok kamu ga pernah keliatan di TV?" ia bertanya lagi "Iya, aku menjauhi syuhroh ," jawabku bercanda. Malas menjelaskan panjang lebar. Ia lalu mulai naik ke motornya "Mau ke mana?" aku gantian bertanya "Mau ngajar, kan ngelaksanain pesen Pak Yai, ngajar," ia menjawab berbangga diri, tapi masih sambil cengengesan. Aku mengerti apa maksudnya, tentu saja, ia menyindirku yang lebih memilih kerja di kantor, bukan mengajar, seperti pesan almarhum Pak Yai dulu. Aku hanya diam saja, tak membalas ucapannya, malas juga berdebat. Ia kemudian segera pergi. Aku juga, menghampiri abang yang menjemput, iya, abang gojek maksudnya. Bekerja di media memang terlihat tidak Islami, tidak seperti ustadz ustadzah yang ngajar di pesantren. Tapi bukan berarti aku meninggalkan pesan Pak Yai. Aku ingat

Tulisan Terbaik

Kata orang, tulisan terbaik adalah yang digoreskan tatkala jatuh cinta Maka, kuputuskan untuk menulis lagi Sebab hari ini ku sedang jatuh cinta Ya, kembali jatuh cinta Ah mungkin ini aneh, berkali-kali jatuh cinta pada orang yang sama Tapi aku tak pernah bosan Kita pernah begitu egois dengan sebuah rasa Tentang siapa yang lebih besar cintanya dan lebih besar perjuangannya Aku selalu berkata "Akulah orang yang paling mencintaimu di seluruh jagat raya" Tapi kau selalu bersikukuh "Sebesar apapun cintamu, pasti cintaku padamu jauh lebih besar" Ah, entah siapa yang lebih besar cintanya Atau jangan-jangan keduanya justru sama besarnya? Oh ya, tapi aku tahu satu hal yang sama kadarnya Kita berdua selalu takut kehilangan Tak peduli bila itu harus diungkapkan melalui kecemburuan Hei kamu, terima kasih telah hadir di hidupku Bekasi, 16 Februari 2020

Bakso B&B H.Masno, Terendes Se-Bogor Raya

Bakso merupakan salah satu kuliner favorit masyarakat Indonesia. Bahkan bakso bisa ditemui di setiap daerah Nusantara, begitu juga di Bogor. Nah buat kamu yang lagi mampir di Bogor, aku punya rekomendasi bakso endes di Bogor nih. Namanya Bakso B&B H. Masno, setauku bakso B&B punya beberapa cabang, yang aku tau ada di Caringin dan Lido, Bogor. Buat yang di Caringin lokasinya ada di Jl. Raya Mayjen HR Edi Sukma No 128, Caringin, di samping Azyro Chicken. Menunya banyak dan bervariasi, ada mie ayam juga. Tapi menu andalan di tempat makan ini adalah steak bakso. Untuk steak baso disajikan di atas hote plate layaknya steak lainnya. Selain steak bakso ada juga bakso beranak, bakso iga, dll. Tapi di sini ga ada bakso telor hehe. Kalau ini bakso iga. Ada tulang iga di dalam basonya. Dagingnya empuk, kuahnya seger, enak banget. Nah bagi yang suka pedes kalian bisa pilih bakso edan. Ada potongan cabe gitu di dalemnya. Untuk harga cukup terjangkau sih, sungguh terja

Masa Lalu, Tak Pernah Lagi Berarti Bagiku

Betapa satu tahun dapat mengubah segalanya. Begitupun rasa. Bagiku masa lalu hanyalah sebuah jalan. Terkadang kita perlu melewatinya, tapi itu bukan tempat untuk singgah atau tempat untuk kembali. Betapapun ia meronta untuk memutar masa lalu. Aku tak akan pernah kembali. Biarlah itu menjadi sebuah memori perjalanan hidup. Bukan kisah untuk kuingat kembali. Semua kisah masa lalu sudah kusimpan rapat dalam box memori, bahkan kuncinya pun sudah kupendam dalam lautan terdalam. Perlahan ia bahkan menghilang ditelan samudera. Bagiku, masa lalu tak berarti lagi di hidupku. Ya, aku memang egois, tapi itulah caraku menjaga apa yang kumiliki saat ini. Karena aku sungguh tak ingin ia menjadi masa lalu di hidupku.

Es Krim Oen, Kuliner Jadoel Warisan Belanda di Malang

Liburan ke berbagai kota di Indonesia tentu tak lengkap tanpa wisata kuliner. Sebab setiap kota di Indonesia punya makanan khas masing-masing. Begitu pula dengan Malang. Nah buat pecinta es krim, toko Es Krim Oen bisa jadi salah satu destinasi wisata kuniler kamu nih.  Toko ini berlokasi di Jl. Jenderal Basuki Rahmat No 5, Kauman Kec Klojen, Kota Malang. Tidak jauh dari alun-alun Malang. Toko es krim Oen di Malang ini udah berdiri sejak 1930, masa-masa penjajahan dahulu. Dari segi rasa tergolong biasa aja sih. Bahkan es krimnya kerasa kayak es serut gitu, agak kasar dan kurang lembut kayak es krim umumnya. Mungkin karena mempertahankan rasa orisinilnya ya. Dan ketara banget sih pasti ini homemade. Harganya lumayan mahal menurutku, untuk kelas es krim yang rasanya B aja ya. Satu scoop es krim harganya Rp25.000, itu pun tanpa toping sama sekali. Untuk yang lebih bervariasi dan bertoping, harganya di atas 40K. Ini tampak dari bagian depan. Desain tokonya emang

Mungkin Kita Memang Tidak Cocok

"Mungkin kita emang ga cocok," kata-kata itu kembali keluar dari mulutnya. Entah untuk yang ke berapa kali. Sepertinya dia mulai lelah menghadapi sikapku. Ya, kita memang terlalu banyak perbedaan. Mungkin itu yang dia jadikan pertimbangan. Kita seringkali cekcok hanya karena masalah sepele. Sialnya akulah yang selalu menjadi pembawa masalah. Aku memang sering bersikap kekanak-kanakkan. Membesar-besarkan masalah yang sebenarnya sepele. Tapi aku bukan bermaksud mencari masalah, aku hanya ingin diperhatikan. Ya, kita memang terlalu banyak perbedaan. Dia selalu percaya diri, sedangkan aku selalu takut. Ia suka bicara di depan umum, sedangkan aku pengecut. Aku tak berbakat jadi pemimpin, tapi dia bisa. Aku selalu bergantung pada orang lain, sedangkan dia bisa menyelesaikan segala hal sendiri. Aku selalu banyak mengeluh dan berpikir, sedangkan dia selalu mengutamakan aksi. Dia selalu cuek, sedangkan aku selalu ingin diperhatikan. Aku selalu menimbang banyak hal dari kata2, seda