Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2016

Yang tercinta, ayahanda Prof, Dr. KH Ali Musthafa Ya’qub, M

Ciputat, Rabu 27 April 2016 Rabu itu aku masih menatap wajahnya, wajah dari sosok yang begitu aku kagumi. Seperti biasa, beliau berdiri di shaf paling depan di waktu Dzuhur itu, mengimami shalat jama’ah, suaranya lantang mengumandangkan takbir di setiap gerakannya. Seusai shalat beliau berdiri menatap halaman melalui jendela aula dengan tatapan yang cukup lama, seakan tak akan pernah lagi melihat halaman kecil itu, tatapan yang begitu khusyu tanpa sepatah kata sedikitpun, aku terus memperhatikannya hingga tubuhnya melangkah dan hilang di ambang pintu rumahnya. Entah mengapa, hari itu aku sangat menanti shalat jamaah bersama beliau, namun sayang di waktu Ashar beliau tak mengimami shalat jama’ah, “Sepertinya beliau sedang pergi”, gumamku. Begitu pula waktu Maghrib dan Isya, beliau tak juga mengimami shalat jama’ah, ternyata beliau mengisi pengajian di Masjid Sunda Kelapa. Seusai mudzakarah, diadakan sidang munaqosyah santri kelas akhir, jika munaqosyah selesai kam

Klasifikasi Hadith Berdasarkan Jumlah Perawi dan Cara Penyampaiannya

BAB I PENDAHULUAN                    I.             Latar Belakang Hadits merupakan pedoman hidup yang utama setelah Al-Qur’an, maka dari mempelajarinya merupakan suatu kebutuhan. Untuk memahami hadits diperlukan adanya ilmu dasar yang disebut dengan Mustholah Hadits. Berbeda dengan Al-Qur’an yang bersifat qoothi’ul  wuruud, hadits bersifat dzhonniyul wuruud , sehingga hadits memiliki derajat yang berbeda-beda. Salah satu pembahasan dalam ilmu hadits adalah klasifikasi hadits berdasarkan jumlah perawi yang meriwayatkannya. Semakin banyak periwayat yang meriwayatkan, maka semakin besar juga kemungkinan Klasifikasi ini dibagi menjadi dua, yaitu hadits yang mutawatir dan hadits ahad . Hadits ahad terbagi lagi menjadi tiga yaitu masyhur , aziz dan ghorib. Adanya klasifikasi ini untuk membantu ulama hadits dalam menentukan apakah kualitas hadits itu shohih, hasan, atau dhoif . Selain itu, ada pula klasifikasinya berdasarkan cara penyampaiannya kepada kita, yang terbagi menjad