Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2021

Jurnal - Day 4

Saat dia pergi, dia membawa separuh hidupku. Aku mencoba terlihat baik2 saja. Tapi sebetulnya aku menangis dalam kesendirianku. Tak apa jika ingin pergi. Tapi tolong kembalikan separuh hidupku. Setelah itu, biar waktu yang menyembuhkan. Aku harus tetap hidup. Meski tanpanya.. ## Pagi ini, aku bangun seperti tak bernyawa. Lemas sekali rasanya, perutku juga kram. Bukan karena lemas efek covid. Aku tahu, ini karena suasana hatiku yang tak baik. Belum pernah aku merasakan yang seperti ini. Sesak di hati hingga mencapai perut. Badan lemas dan tak bersemangat. Apa yang harus kulakukan hari ini?

Jurnal Hidupku- Hari Ketiga

Hari ini aku mencoba swab antigen setelah 14 hari purna isolasi mandiri. Hasilnya alhamdulillah negatif. Kondisiku juga sudah membaik, meskipun masih sering lemas dan pusing, mungkin ini efek darah rendah yang disertai long covid.  Suasana hatiku sebetulnya tidak begitu baik. Tapi aku menyembunyikannya. Aku juga tak bercerita pada siapapun. Tak apa, aku bisa menumpahkan keluh kesahku di blog.  Menurutku mendiamkan seseorang lebih dari tiga hari bukan perbuatan yang bijak. Aku mengerti jika kita membutuhkan waktu untuk menenangkan diri saat marah. Tapi terlalu lama mendiamkan seseorang justru hanya menimbulkan ketidakpastian. Bukannya lebih baik bicara dan menjelaskan? Sehingga aku pun tak bingung dengan keputusan yang harus kulakukan? Apa aku harus minta maaf lagi? Atau aku harus pergi saja?  Kalau memang harus pergi tak apa, aku tak ingin memaksa seseorang untuk terus bersamaku. Setidaknya, tiga hari ini bisa menjadi latihan untukku terbiasa hidup tanpa kabar darinya atau tanpa mengab

Jurnal Hidupku - Hari 2

Pagi ini aku membersihkan halaman dekat rumahku. Aku benci sampah plastik, ingin sekali lingkunganku bersih dari sampah plastik. Maka aku mulai dengan membersihkan sampah-sampah yang bertebaran di got depan rumah, kemudian baru menyapu sampah-sampah plastik yang sudah mulai menempel dengan tanah kebun samping rumah. Kesalnya, sampah plastik tidak juga hancur meski dimakan waktu.  Membersihkan sampah plastik memang hal sepele. Namun melalui aksi kecil ini aku ingin tetanggaku sadar bahwa membuang sampah sembarangan bukanlah hal bijak. Hari ini tubuhku masih sangat lemas, aku hanya mampu menyapu sepertiga halaman. Tak apa, besok bisa dilanjutkan. Hari ini entah kenapa tanganku juga tremor, gemetar sekali setiap kali menyentuh barang. Mungkin efek lemas. Sudah beberapa hari ini juga aku kehilangan nafsu makan. Bahkan bukan hanya nafsu makan, aku juga kehilangan indra perasa lapar. Meski sejak pagi belum makan nasi, tak ada rasa lapar. Hanya lemas saja. Menjelang malam,  tenagaku mulai pul

Jurnal Hidupku - Hari 1

Hari ini aku mencoba lebih banyak tersenyum. Hasilnya, hidup ternyata terasa lebih ringan, meskipun keadaan hati tidak terlalu baik.  Akhir-akhir ini, kabar duka semakin sering terdengar, bahkan dari orang-orang terdekatku. Seolah mengingatkan bahwa kematian adalah misteri Tuhan yang bisa datang kapan pun.  Hari ini seperti kemarin2, badanku lemas sekali. Sebetulnya ada banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Tapi badanku seperti tak bertenaga. Bahkan sekadar makan pun tak kuasa. Malam ini juga seperti kemarin2, aku tidak bisa tidur. Beragam zikir, ayat dan doa sudah kubaca. Tapi tak juga bisa mengantar tidur. Padahal badan lemas bukan main. Oya, salah satu yang membuatku susah tidur juga karena pikiran dan hati yang tak karuan. Aku rindu sekali. Hai, bagaimana kabarmu hari ini? Semoga sehat selalu. Jangan lupa untuk tersenyum hari ini.

Bisakah Aku Menjadi Pahlawan?

Pagi menjelang siang, aku masih sibuk menyapu halaman rumah. Saat hendak mengumpulkan tumpukan daun-daun kering di kebun samping rumah, kulihat tukang sayung sedang duduk berteduh di sana, mungkin ia lelah mendorong grobaknya. Jam sudah mulai condong ke angka 11, sedangkan sayuran di gerobaknya belum juga habis terjual. Setelah menyeka keringatnya, tukang sayur itu pun berdiri kemudian pergi. Meninggalkan aku yang masih asyik menyapu dedaunan kering di kebun. Sebetulnya, membersihkan halaman rumah dan kebun biasanya dikerjakan bapakku. Namun karena dua hari terakhir bapakku demam, jadilah hanya bisa istirahat di kamar. Maka, aku yang menggantikannya. Meskipun kondisiku juga masih lemas efek Covid-19 dan nyeri perut pms. Tapi aku tetap lakukan meskipun agak lamban. Aku, anak kedua dari lima bersaudara, semuanya perempuan. Aku tahu, sejak dahulu ayahku mengharapkan anak laki-laki, tapi hingga mamaku melahirkan anak kelima, semuanya tetap perempuan. Mungkin memang seperti itu garis yang d