Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2020

Gereget dengan Pendatang

Pusing rasanya melihat problematika umat yang semakin kompleks. Terlebih pemerintah Indonesia begitu loyo dan lamban merespon berbagai isu. Membuat kondisi makin memburuk. Entah apa yang nanti akan terjadi, tak ada yang tahu nasib Indonesia beberapa bulan mendatang. Apakah masih sibuk mengurus virus corona? Apakah akan muncul kerusuhan hingga penjarahan karena banyak yang lapar? Entah. Di antara semua itu, ada satu fenomena lagi yang bikin gereget, Pendatang. Ya, pendatang. Hampir semua orang udah tau bahayanya mudik, bahkan tau juga dalil-dalil agamanya, tapi tetep banyak yang mengabaikan larangan ini. Alasannya apa? Tentu aja perut, orang-orang lebih takut perutnya tak terisi kemudian mati kelaparan, daripada meninggal karena corona. Kalau sama dirinya sendiri sudah abai, mana mau mereka mikirin orang lain. Belum lagi akhir-akhir ini ada fenomena orang daerah malah ke Jakarta di tengah pandemi. Katanya di Jakarta lebih mudah dapet donasi ketimbang di daerah, makanya mereka m

Mencoba Tetap Waras di Tengah Stres yang Melanda

Perutku mulai mual karena stres yang melandaku akhir-akhir ini. Tapi aku tetap berupaya terlihat waras meskipun otak seolah sudah berhenti bekerja. "Kenapa stres?" Semua orang bertanya demikian saat aku mengungkapkan penyakitku. Mereka kemudian hanya memberikan solusi sekenanya, sama sekali tak mencoba menenangkan. (atau mungkin karena mereka tak benar-benar mengerti apa yang kurasakan lantaran aku malas bicara panjang). Tidak ada yang mau mendengarkanku, tapi setidaknya aku masih bisa menumpahkan perasaanku melalui tulisan di blog. Jadi tidak perlu menunggu ada yang mau mengangkat telponku, mendengarkanku, atau membaca chatku. Meskipun aku juga tau tak akan ada yang membaca blogku, tapi setidaknya unek-unek di kepalaku bisa keluar. Sudah satu hari aku tak bisa mengerjakan apa-apa. Padahal tugas sudah antre minta diselesaikan. Tetapi otakku terlalu blank dan tak bisa berpikir jernih. Perutku mual dan kepalaku amat pusing. Tanda maghku kambuh karena terlalu banyak pikira