Awal Mei 2022, aku berkesempatan mudik ke kediaman mertuaku di Kota Batam, Kepulauan Riau. Sebagai anak daratan Jawa, berkunjung ke luar pulau adalah pengalaman menarik bagiku.
Saat berkunjung ke Batam, ada beberapa culture shock yang aku temukan. Namun ini jadi keistimewaan tersendiri bagi pulau yang bersebrangan dengan Singapura ini. Beberapa keunikan yang aku temukan di antaranya:
1. Tidak boleh menggali sumur
Sebagai daerah kepulauan, masyarakat Batam dilarang mengebor sumur untuk mengambil air bersih. Karena pembuatan sumur dapat menimbulkan dampak negatif bagi pulau kecil yang dikelilingi lautan ini, misalnya penurunan muka air tanah. Masyarakat biasanya mendapatkan air bersih dari hasil suling air danau. Maka dari itu, jika kamu perhatikan, air di Batam akan terasa sedikit berbau kaporit.
2. Tanah merah
Saat pertama kali melihat dataran Batam dari atas pesawat, terlihat jelas bahwa tanah di Batam berwarna merah bata.
3. Hak Guna Tanah
Tanah di Batam adalah milik pemerintah. Oleh karena itu, tanah atau bangunan yang ditempati berstatus Hak Guna Bangunan (HGB), bukan Hak Milik Bangunan (HMB).
4. Kerak telor
Kalau kamu berkunjung ke Batam. Jangan bayangkan kerak telor sebagaimana yang ada di Jakarta. Kerak telor di Batam justru merupakan telur dadar mini yang biasanya dijajakan penjual kaki lima.
5. Biaya parkir murah
Salah satu culture shock yang cukup buatku kaget adalah biaya parkir yang sangat murah. Mall-mall di Batam biasanya menerapkan parkir gratis selama 15 menit pertama. Kemudian setelahnya akan dikenakan biaya 1.500 untuk motor dan 2.000 untuk mobil.
Oya, bahkan parkir seharian di pelabuhan saja cuma dikenakan biaya 2.000 untuk mobil. Bukan cuma itu, di Alfamart, Indomaret dan outlet-outlet lainnya pun tidak ada tukang parkir liar loh.
6. Karet di plastik
Hal lain yang unik di Batam adalah tali karet yang selalu berada di plastik kemasan. Ini digunakan untuk memudahkan mengikat bungkusan-bungkusan.
7. Minuman kaleng
Saat bertamu ke rumah warga, kamu pasti akan disuguhkan minuman kaleng berbagai rasa, seperti teh, sarang walet, susu kedelai, atau cincau. Minuman kaleng ini biasanya bermerek Naraya atau Yeos yang merupakan produksi Malaysia. Oya, ini jadi minuman khas lebaran bagi penduduk Batam loh.
Aku lupa memotret gambarnya, jadi aku ambil gambarnya dari google ya.8. Teh Obeng
Teh obeng merupakan salah satu minuman khas Kepulauan Seribu, termasuk Batam. Penamaan ini mungkin cukup aneh, namun sebenarnya teh obeng adalah teh manis biasa. Bukan teh yang dicampur obeng atau diaduk dengan obeng.
Kalau kamu pesan teh obeng di sebuah rumah makan, kamu akan disajikan segelas teh manis dingin lengkap dengan es batu. Namun jika kamu pesan teh O, artinya itu teh manis hangat atau panas.
9. Laju kendaraan kencang
Sebagai orang yang terbiasa menghadapi padatnya lalu lintas ibu kota, berkendara di Batam terasa cukup mengerikan bagiku. Pasalnya, orang-orang di sana berkendara dengan laju yang tinggi. Mungkin rata-rata sekitar 60-80 Km/perjam.
Ya, jalanan di Batam memang cukup luas, namun jumlah kendaraan masih tergolong sedikit. Sehingga para pengendara bisa dengan mudah melaju kencang, tanpa macet dan berdesak-desakan. Oleh karena itu, kamu perlu berhati-hati saat berkendara di Batam.
Komentar
Posting Komentar