Shalat merupakan kewajiban seorang muslim kepada Tuhannya,
Allah. Ibadah inilah yang paling pertama akan dihisab di akhirat kelak,
sebagaimana sabda Rasulullah Saw:
إِنَّ
أَوَّلَ مَايُحَاسَبُ بِهِ النَّاسُ بِهِ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ أَعْمَالِهِمْ الصَّلاة
“Sesungguhnya yang pertama kali akan dihisab dari amal perbuatan
manusia pada hari kiamat adalah sholatnya.”
Nah,
sudahkah kita memahami betul perkara-perkara sholat? Kali ini saya akan berbagi
sedikit ilmu yang pernah saya pelajari ketika belajar di TMI Pesantren Modern Daarul
Uluum Lido dalam kitab “Al-Fiqhu ‘alaa Madzaahibil Arba’ah” (Imam Syafi’i, Imam
Maliki, Imam Hanifah dan Imam Hanbali) karya Abdurrahman Al-Jaziri.
Terkadang
kita menyepelekan dan mengabaikan perkara-perkara sunnah dalam sholat, memang
kita tidak berdosa jika meninggalkan perkara sunnah, namun hal ini tentu akan
merugikan kita. Menurut Imam Syafi’i dan Hanbali Sesungguhnya barangsiapa yang
meninggalkan sunnah-sunnah shalat, Allah SWT tidak memberikan dosa tetapi ia
tidak mendapatkan pahala sunnahnya.
Terkadang
banyak dari kita masih keliru dengan sunnah-sunnah sholat dari madzhab yang
berbeda-beda. Berikut sunnah-sunnah shalat menurut para Imam Madzhab dalam kitab “Al-Fiqhu ‘alaa Madzaahibil Arba’ah” (Imam Syafi’i, Imam Maliki, Imam Hanifah dan Imam Hanbali) karya Abdurrahman Al-Jaziri.
A. Imam
Maliki
Menurut Imam Maliki, sunnah-sunnah shalat ada 14, yaitu :
Menurut Imam Maliki, sunnah-sunnah shalat ada 14, yaitu :
1. Membaca surat
setelah membaca surat Al-Fatihah
2. Berdiri
3. Mengeraskan
bacaan pada sholat-sholat tertentu (Sholat Shubuh, Shalat Magrib, Isya, Ied
fitri, Ied Adha dll)
4. Mengecilkan
suara pada sholat-sholat tertentu (Shalat Dzuhur, Ashar, dll)
5. Bertakbir,
(kecuali takbirotul ihram=wajib)
6. Tasmiyah
7. Membaca syahadat
8. Duduk ketika
membaca syahadat (Tasyahud)
9. Membaca sholawat
nabi
10. Duduk di atas
punggung telapak kaki, dan di atas lutut dan mata kaki
11. Makmum menjawab
salam imam ketika sholat berjamaah
12. Mengeraskan
suara ketika salam
13. Makmum diam
(mengecilkan suara) ketika sholat berjamaah pada waktu sholat jahr
14. Tuma’ninah (berhenti
sejenak ketika melakukan gerakan-gerakan sholat)
B. Imam Syafi’i
Menurut Imam Syafi'i, sunnah-sunnah shalat terbagi menjadi dua, yaitu sunnah ab’adh dan haiaat. Sunnah ab’adh adalah sunnah yang apabila ditinggalkan maka diganti dengan sujud sahwi. Jumlah sunnah Ab’adh yang biasa kita ketahui ada dua, yiatu qunut dan tahiyat kedua pada shalat. Namun, secara terperinci sunnah Ab’adh ada 20 yaitu:
Menurut Imam Syafi'i, sunnah-sunnah shalat terbagi menjadi dua, yaitu sunnah ab’adh dan haiaat. Sunnah ab’adh adalah sunnah yang apabila ditinggalkan maka diganti dengan sujud sahwi. Jumlah sunnah Ab’adh yang biasa kita ketahui ada dua, yiatu qunut dan tahiyat kedua pada shalat. Namun, secara terperinci sunnah Ab’adh ada 20 yaitu:
1. Qunut pada
raka’at terakhir shalat shubuh dan pada sholat witir di setengah terakhir dari
bulan Ramadhan. (Qunut nazilah bukan termasuk sunnah ab’adh)
2. Berdiri pada
saat qunut
3. Membaca sholawat
nabi
4. Berdiri pada
saat membacanya (sholawat nabi)
5. Membaca salam
kepada nabi setelahnya
6. Berdiri pada
saat membacanya
7. Membaca sholawat
kepada keluarga nabi
8. Berdiri pada
saat membacanya
9. Membaca sholawat
kepada para sahabat
10. Berdiri pada
saat membacanya
11. Membaca salam
kepada nabi
12. Berdiri pada
saat membacanya
13. Membaca salam
kepada para sahabat
14. Berdiri pada
saat membacanya
15. Tasyahud awal
pada sholat-sholat yang 4 dan 3 rakaat.
16. Duduk pada saat
tasyahud
17. Membaca
sholawat kepada nabi (saat tasyahud)
18. Duduk ketika
membacanya (sholawat nabi)
19. Membaca
sholawat kepada keluarga nabi
20. Duduk pada saat
membacanya
Menurut
Imam Syafi’i sunnah-sunnah ab’adh itu merupakan sunnah yang mendekati
rukun sholat maka dari itu ketika ditinggalkan perlu diganti dengan sujud
sahwi. Sedangkan sunnah-sunnah Haiaat tidak ada jumlah khususnya. Adapun
yang termasuk pada sunnah haiaat adalah :
1.
Ketika
terjadi sesuatu saat shalat berjamaah (misalnya imam lupa), maka makmum
mengingatkan dengan cara :
- Makmum
laki-laki mengucapkan “Subhaanallah”
- Makmum
perempuan dengan menepuk tangan
2.
Khusyu’ dalam
setiap sholat
3.
Julus istirohah
(duduk istirahat/sejenak, apabila sholat berdiri) setelah sujud kedua sebelum
berdiri pada rakaat kedua dan keempat.
4.
Berniat
keluar dari sholat ketika salam pertama
5.
Meletakkan
telapak tangan kanan di atas punggung pergelangan tangan kiri dan tangan
kanannya menggenggam tangan kirinya. (Hikmah dari sunnah ini adalah untuk
menjaga hati kita, karena seseorang apabila takut akan sesuatu maka ia
melindunginya dengan tangannya)
6.
Setelah
takbirotul Ihram membaca “وَجّهتُ وَجْهِيَ
لِلّذِى فَطَرَ السَّماوات والارض حَنِيْفًا مُسْلِمًا وما أنا من المشركين. إنّ صلاتى
ونسكى ومحياي ومماتى لله ربّ العالمين, لا شريك له وبذلك اُمِرْتُ, وأنَا من المسلمين.
Doa
tersebut (Al-Iftitah) disunnahkan untuk sholat fardu maupun sunnah (kecuali
shalat jenazah), imam ataupun makmum, bahkan dianjurkan dibaca walaupun imam
telah memulai bacaan al-fatihah. Ketika telah membaca ta’awudz (sengaja ataupun
lupa) maka tidak disunnahkan membaca doa al-iftitah, melainkan langsung membaca
al-fatihah.
7.
Mengeraskan
suara saat shalat yang jahr, sholat sendiri ataupun imam ketika
berjamaah (bagi laki-laki), namun makmum tidak mengeraskan suara. Adapun
perempuan maka disunnahkan untuk mengeraskan suara apabila tidak takut didengar
oleh ajnabi (orang yang bukan mahram). Namun apabila ada ajnabi maka
disunnahkan untuk membaca dengan samar.
8.
Mengucapkan
“Amin” setelah membaca surah al-fatihah, ketika shalat berjamaah jahr
maka imam dan makmum bersama-sama mengucap “amin”, tetapi jika shalat yang sir
maka imam dan makmum tidak mengucapkan “amin” secara bersamaan.
9.
Membaca
surat al-quran setelah membaca al-fatihah (walaupun bukan 1 surat lengkap).
Menurut Imam Syafi’i membaca satu surat lengkap lebih utama daripada membaca
potongan surat, tetapi satu surat yang lengkap itu tidak lebih banyak dari
potongan surat tersebut. Apabila lebih banyak dan lebih panjang potongan surat
maka itu lebih disunnahkan daripada membaca satu surat lengkap yang pendek. Dan
disunnahkan surat yang dibaca pada rakaat pertama lebih panjang dari surat yang
dibaca paada rakaat kedua.
10. Ketika shalat berjamaah jahr imam disunnahkan
untuk berhenti sejenak setelah membaca al-fatihah dalam waktu yang sekiranya
cukup bagi makmum untuk membaca al-fatihah.
11. Duduk iftirasy (duduk di atas tumit kaki kiri,
sedangkan punggung kakinya ditempelkan ke lantai, kemudian mendirikan telapak
kaki kanannya dan menghadapkan ujung-ujung jarinya ke arah kiblat). Iftirasy
berasal dari kata iftarosya-yaftarisyu yang artinya menghamparkan,
disebut duduk iftirosy karena kaki dihamparkan ke lantai.
12. Salam kedua
C. Imam
Hanbali
Menurut Imam Hanbali, sunnah-sunnah shalat ada 62 dan terbagi menjadi 2 bagian, yaitu sunnah qouliyah (perkataan) dan sunnah fi’liyyah (perbuatan). Adapun sunnah qouliyyah berjumlah 12, yaitu:
Menurut Imam Hanbali, sunnah-sunnah shalat ada 62 dan terbagi menjadi 2 bagian, yaitu sunnah qouliyah (perkataan) dan sunnah fi’liyyah (perbuatan). Adapun sunnah qouliyyah berjumlah 12, yaitu:
1.
Membaca doa
iftitah
2.
Membaca ta’awudz
3.
Membaca basmalah
4.
Mengucapkan “Aamin”
5.
Membaca
surat al-quran setelah Al-Fatihah
6.
Imam
mengencangkan suaranya, sedangkan ma’mum makruh mengencangkan suaranya
7.
Membaca ملء
السماوات وملء الارض ....... ألخ setelah tahmid
8.
Membaca
tasbih lebih dari sekali saat ruku’ dan sujud
9.
Membaca “Robbigfirli”
pada duduk di antara dua sujud
10. Bersholawat kepada keluarga nabi pada tasyahud akhir
11. Mengharap keberkahan atas nabi Muhammad SAW dan
keluarganya
12. Membaca qunut pada setiap shalat witir
Adapun
sunnah fi’liyyah disebut juga dengan sunnah haiaat, jumlahnya ada
56, yaitu:
1.
Mengangkat
tangan dan takbiratul ihram
2.
Mengeraskan
suara ketika takbiratul ihram
3.
Membentangan
kedua tangan (ketika mengangkat tangan takbiratul ihram)
4.
Jari-jari
dirapatkan (ketika mengangkat tangan takbiratul ihram)
5.
Meletakkan
tangan kanan di atas tangan kiri ketika berdiri membaca al-fatihah dan surat
6.
Posisi kedua
tangan di bawah pusar (ketika berdiri membaca al-fatihah dan surat tersebut)
Ruku’
7.
Memanjangkan
ruku’ pada rakaat pertama dari rakaat yang kedua
8.
Menggenggam
kedua lututnya
9.
Membuka
jari-jari kedua tangan saat digenggamkan ke lutut
10. Melapangkan punggung dan meratakaannya
11. Meratakan kepala dengan posisi punggung
12. Merenggangkan lengan dari pinggangnya
13. Mengangkat kedua tangan ketika bangun dari ruku’
14. Mengembalikan posisi kedua tangan seperti semula setelah ruku’
15. Pandangan mata melihat ke arah tempat sujud (sajadah dsb)
16. Membaca dengan tartil
17. Meringankan sholat jika menjadi imam (sholat berjamaah)
18. Memanjangkan rakaat pertama dari rakaat ke tiga
19. Memperpendek rakaat kedua
20. Kedua kaki dibuka ketika berdiri sholat
Sujud
21. Ketika memulai sujud mendahulukan kedua lututnya terlebih
dahulu sebelum tangannya
22. Meletakkan kedua tangannya setelah lututnya turun
23. Meletakkan kening dan hidungnya setelah tangannya
24. Memungungkinkan anggota-anggota sujud untuk menempel pada
bumi (lantai)
25. Menempelkannya ke tempat sujud
26. Menjauhkan lengan atas dari sampingnya saat sujud
27. Menjauhkan perutnya dari kedua pahanya
28. Menjauhkan kedua pahanya dari kedua sikunya
29. Membuka apa yang di antara dua lutut
30. Meninggikan kaki ketika sujud
31. Meletakkan perut jari-jari kaki di atas lantai (tempat
sujud)
32. Merenggangkan jari-jari kaki ketika sujud
33. Meletakkan kedua tangan setara dengan pundak
34. Merenggangkan kedua tangan
35. Mengembangan jari-jari dari kedua tangan
36. Menghadapkan jari-jari kedua tangan ke arah kiblat
37. Mengangkat kedua tangan ketika berdiri memulai rakaat
selanjutnya
38. Berdiri dengan pertengahan kaki ketika melanjutkan ke
rakaat kedua
39. Berdiri dengan pertengahan kaki juga ketika melanjutkan
ke rakaat ketiga
40. Berdiri dengan pertengahan kaki juga ketika melanjutkan
ke rakaat ketiga
41. Menyandarkan kedua tangan di atas lututnya saat
menggerakkannya di akhir sholat
42. Duduk iftirasy saat duduk di antara dua sujud
43. Duduk iftirasy pada saat tasyahud pertama
44. Duduk tawaruk pada tasyahud kedua
45. Meletakkan kedua tangan di atas paha pada tasyahud
pertama
46. Merenggangkan kedua tangan di atas paha saat tasyahud
pertama
47. Merapatkan jari-jari tangan saat duduk di antara dua
sujud, saat tasyahud pertama dan kedua
48. Menggenggam jari kelingking dan jari manis dari tangan
kanannya dan melingkaran jari jempol dengan telunjuk saat tasyahud
49. Jari telunjuk menunjuk ketika melafalkan lafdzu jalaalah
saat tasyahud
50. Merapatkan jari-jari tangan kanan saat tasyahud
51. Ujung-ujung jari tangan kiri dihadapkan ke kiblat
52. Mengisyaratkan wajahnya ke arah kiblat ketika hendak
salam
53. Menengok ke arah kanan dan kiri saat salam
54. Saat salam niatkan untuk keluar dari sholat
55. Melebihkan tengokan ke kanan dari yang kiri
56. Khusyu’ dalam sholat
Itulah
sunnah-sunnah sholat menurut para ulama madzhab, semoga pengetahuan kita
semakin bertambah dan tentu jangan sampai kita menjadi seseorang yang taqlid
atau talfiq.
Yang menurut imam hanafi kok ga ada??
BalasHapusTERIMA KASIH , IZIN COPAS YAH moga manfaat
BalasHapus