Langsung ke konten utama

Akak

Mataku mulai membengkak karena terlalu sering begadang, ditambah dengan jadwal datang bulan yang datang tiba-tiba, perutku akhirnya keram dan seluruh badan mulai pegal-pegal

Sebetulnya ada tiga undangan buka puasa bersama hari ini. Tapi sakit yang menyerang membuatku terkulai lemah di kamar, padahal ajakan buka puasanya sangat menarik, apalagi dengan teman sekelas yang sudah satu semester ini kami jarang bertemu.

Selain tiga ajakan bukber itu, sebetulnya aku menunggu-nunggu kesempatan bertemu Akak hari ini, tapi sampai sore dia ngga juga ngajak ketemu. Sayangnya aku justru ngga berani nanya "Jadi jalan atau nggak?".

Ya sebetulnya udah jelas jawabannya, kalau Akak ngga ngajak berarti ga jadi kan? Lagipula aku pun ngga puasa dan mungkin dia juga sibuk. Di samping itu, ga etis rasanya di bulan Ramadhan gini berduaan dengan lawan jenis, apalagi sampai buka puasa bareng. Padahal kan puasanya baik, tapi kalau buka puasa cuma berdua kurang etis juga sih.

Jadi aku tahan-tahan aja kangen pengen ketemu ini, untungnya akhir-akhir ini Akak always on dan selalu hubungin aku. Setidaknya rinduku bisa terobati dengan mendengar suara doi ngaji atau azan di masjid.

Lagi pula banyak hal yang harus aku kerjakan dan tentunya lebih bermanfaat. Aku memang sedang mengejar deadline infografisku yang masih tersisa banyak. Harus cepat aku selesaikan agar aku bisa fokus mengerjakan skripsi. Di samping itu, Akak juga sudah mengingatkanku untuk segera menyelesaikannya.

Aku ga bisa kayak Akak yang gercep ngerjain apapun. Selain itu, Akak bisa fokus ngerjain tugasnya satu persatu. Beda sama aku yang semua kerjaan aku ambil, terus ngerjainnya pindah-pindah, ga bisa fokus ke satu hal, kalau bosan aku kerjain yang lain, begitu terus, akhirnya kerjaanku ga ada yang selesai.

Selain itu Akak juga selalu totalitas dan bertanggungjawab terhadap apapun. Malu rasanya ingat tugas layout majalah nabawi yang hingga kini belum selesai. Pernah suatu ketika Akak bilang "Dia kok bisa ya cuek gitu aja, lupa sama tanggung jawabnya, kalau aku ga bisa gitu, ya ga bisa aja"

Ya, Akak memang selalu bertanggungjawab, bahkan sering membantu orang lain juga dan ga nolak kalau orang minta tolong, meskipun keadaannya lagi sibuk. Aku sampai mikir Akak dapet apa kalau diminta tolong sama orang lain, ga jarang cuma ucapan terima kasih aja. Tapi doi masih mau bantu. Sedangkan aku? Aku masih suka ngedumel kalau ada orang lain yang minta tolong, duh sekecil itukah bentuk kepedulianku. heu

Akak juga orang yang mandiri, aku tahu bagaimana perjuangannya di tanah rantau, sedikit pun ngga mau membebani orang lain. Jadi aku mengerti kenapa skripsi Akak sampai saat ini belum selesai. Karena dia juga harus berjuang menafkahi dirinya sendiri, juga membantu beban ekonomi keluarganya.

Sedangkan aku? Sejak kecil aku ga pernah ngerasain hidup susah, hidupku normal-normal saja. Mau beli apapun tinggal minta ke orangtua. Kalau punya uang dari penghasilan sendiri pun uangnya aku pakai sendiri. Bahkan meskipun aku sudah punya penghasilan, orangtuaku tetap ngga pernah absen mentransfer uang ke rekeningku.

Sejak bertemu Akak, aku mencoba mengubah kehidupanku, aku banyak belajar dari dia. Aku coba memanfaatkan waktu sebaik mungkin, mengurangi waktu tidur, menambah porsi belajar, membantu lebih banyak orang lain dan lain sebagainya. Itulah mengapa aku seneng bisa berada deket sama Akak, karena aku bisa belajar banyak, bukan hanya belajar materi, tapi juga belajar kehidupan.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

As-Sam'iyyat

As-Sam’iyyaat Temen-temen pernah denger istilah As-sam’iyyat? Mungkin sebagian dari kita udah nggak asing lagi dengan istilah ini, As-Sam’iyyat merupakan perkara yang tidak dapat digambarkan dengan pancaindera manusia dan hanya dapat diketahui melalui al-quran dan al-hadis. Adapun perkara-perkara yang termasuk as-sam’iyyat adalah alam kubur, hari kiamat, malaikat, jembatan sirath, padang mahsyar, surga dan neraka. Bahkan, jin, dan setan juga merupakan perkara as-sam’iyyat karena kita tidak dapat melihatnya dengan kasat mata kecuali dengan kekuasaan Allah. Kita sebagai umat muslim wajib untuk meyakini akan adanya as-sam’iyyat walaupun hal tersebut hanya dapat kita dengar dari al-quran dan hadits. Dalil kewajiban beriman dengan perkara sam’iyat seperti yang Allah firmankan di dalam Al-quran : الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ “(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebah

Ibnu Qutaibah dan Ilmu Musykil al-Qur’an: Dialektika antara Akal dan Teks

Pendahuluan Al-Qur’an telah diturunkan oleh Allah Swt dengan jelas dan terperinci, kandungannya benar dan jauh dari kesalahan. Apabila manusia yang membuat a l-Qur’an, tentu saja ada berbagai pertentangan di dalamnya. Sebagaimana firman Allah Swt dalam surat al -Nisa ayat 82: أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا “ Maka apakah mereka tidak memperhatikan al- Qur ’ an? Kalau kiranya al- Qur ’ an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat i pertentangan yang banyak di dalamnya. ” (QS. Al-Nisa’: 82) Oleh karena itu, para ulama menggunakan kata “musykil” pada ilmu al-Qur’an ( musykil al-qur’an ), bukan mukhtalaf sebagaimana yang digunakan dalam pembahasan ilmu hadis ( mukhtalaf al-hadits ). Hal ini dikarenakan a l-Qur’an adalah haq , tidak ada pertentangan di dalamnya, berbeda dengan hadis yang masih bisa diperdebatkan. Meskipun demikian, tidak semua ayat a l-Qur’an dapat dipahami secara lang

Sunnah-Sunnah Sholat Menurut para Imam Madzhab

Shalat merupakan  kewajiban seorang muslim kepada Tuhannya, Allah. Ibadah inilah yang paling pertama akan dihisab di akhirat kelak, sebagaimana sabda Rasulullah Saw: إِنَّ أَوَّلَ مَايُحَاسَبُ بِهِ النَّاسُ بِهِ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ أَعْمَالِهِمْ الصَّلاة “Sesungguhnya yang pertama kali akan dihisab dari amal perbuatan manusia pada hari kiamat adalah sholatnya.” Nah, sudahkah kita memahami betul perkara-perkara sholat? Kali ini saya akan berbagi sedikit ilmu yang pernah saya pelajari ketika belajar di TMI Pesantren Modern Daarul Uluum Lido dalam kitab “Al-Fiqhu ‘alaa Madzaahibil Arba’ah” (Imam Syafi’i, Imam Maliki, Imam Hanifah dan Imam Hanbali) karya Abdurrahman Al-Jaziri. Terkadang kita menyepelekan dan mengabaikan perkara-perkara sunnah dalam sholat, memang kita tidak berdosa jika meninggalkan perkara sunnah, namun hal ini tentu akan merugikan kita. Menurut Imam Syafi’i dan Hanbali Sesungguhnya barangsiapa yang meninggalkan sunnah-sunnah shalat, Allah SWT tidak membe