Aroma hujan masih tersisa di ujung hidung, menyisakan malam syahdu dengan rintik-tintik gerimis. Seperti biasa, aku harus begadang semalaman menghadapi layar laptop, menyelesaikan tugas menulis dan desain yang semakin hari semakin menumpuk.
Sementara kakak kelas di sana sudah mulai gencar mengirimkan pertanyaan-pertanyaan ke ponselku "Fer, pamflet udah? "Fer, Jangan lupa pamflet ya".
Sebelum membukanya saja aku sudah tau apa isi pesan itu, membuatku membiarkan chatnya tak terbuka, berpura-pura tidak pegang hp selama beberapa jam.
Rasanya mual sekali melihat kanvas kosong yang hanya dihiasi dengan beberapa kalimat, bahan mendesain pamflet malam ini. Inspirasi kosong, tak juga muncul, sedangkan jarum jam terus bergerak ke kanan.
Mood burukku bertambah parah ketika seseorang menghampiri, mengatakan sesuatu yang tak mengenakkan hati. Aku yang sedang menyuap mie instan saat itu langsung kehilangan nafsu makan. Kutinggalkan mie itu hingga mendingin didekap udara malam.
Tapi akhirnya aku iyakan saja meskipun hati ini panas sekali. Ah andai dia tau kekhawatiranku.
Mataku masih fokus menatap layar laptop, sedangkan dia masih terus bicara padaku, aku timpali sambil sesekali tersenyum, menjawab obrolannya tanpa memandangnya.
Duh betapa pencemburunya aku.
Setelah urusannya selesai denganku, dia mulai pergi. Langsung kuraih ponselku, mengirimkan pesan ke seseorang di sebrang sana. Aku bertanya sinis sambil ngambek. Sepertinya dia mulai menangkap akar permasalahannya.
Ah aku selalu gitu, merujuk ngambek, menyisakan dia yang mulai bingung harus bagaimana menghadapi balasan "terserah" dan "aku gapapa".
Kalian harus tahu, kata terserah dan gapapa itu justru sangat bahaya, maknanya selalu kontra dengan teksnya. hehe
Sementara kakak kelas di sana sudah mulai gencar mengirimkan pertanyaan-pertanyaan ke ponselku "Fer, pamflet udah? "Fer, Jangan lupa pamflet ya".
Sebelum membukanya saja aku sudah tau apa isi pesan itu, membuatku membiarkan chatnya tak terbuka, berpura-pura tidak pegang hp selama beberapa jam.
Rasanya mual sekali melihat kanvas kosong yang hanya dihiasi dengan beberapa kalimat, bahan mendesain pamflet malam ini. Inspirasi kosong, tak juga muncul, sedangkan jarum jam terus bergerak ke kanan.
Mood burukku bertambah parah ketika seseorang menghampiri, mengatakan sesuatu yang tak mengenakkan hati. Aku yang sedang menyuap mie instan saat itu langsung kehilangan nafsu makan. Kutinggalkan mie itu hingga mendingin didekap udara malam.
Tapi akhirnya aku iyakan saja meskipun hati ini panas sekali. Ah andai dia tau kekhawatiranku.
Mataku masih fokus menatap layar laptop, sedangkan dia masih terus bicara padaku, aku timpali sambil sesekali tersenyum, menjawab obrolannya tanpa memandangnya.
Duh betapa pencemburunya aku.
Setelah urusannya selesai denganku, dia mulai pergi. Langsung kuraih ponselku, mengirimkan pesan ke seseorang di sebrang sana. Aku bertanya sinis sambil ngambek. Sepertinya dia mulai menangkap akar permasalahannya.
Ah aku selalu gitu, merujuk ngambek, menyisakan dia yang mulai bingung harus bagaimana menghadapi balasan "terserah" dan "aku gapapa".
Kalian harus tahu, kata terserah dan gapapa itu justru sangat bahaya, maknanya selalu kontra dengan teksnya. hehe
Komentar
Posting Komentar