Langsung ke konten utama

Ibu dan Segala Kharismanya

Aku sedang duduk khusyuk di atas sajadah biruku, menunggu Bu Nyai keluar dari pintu rumahnya, tiba-tiba terdengar suara dari arah kiriku “Fer, request ya”.
Request apa? Tanyaku
Jangan lama-lama, ujarnya
Iya, insyaallah. Balasku

Tak lama kemudian, Ibu pun keluar dan kami shalat bersama Ibu
Ini kali pertamaku shalat lebih depan dari Ibu, ibu berdiri tepat di samping kiriku, kakiku terasa gemetar, udara terasa lebih panas dari biasanya.

Ah, aku selalu tidak pernah bisa biasa di hadapan ibu

Di rakaat kelima, saat membaca surah al-Ma'un, otakku terasa blank, rasanya ayat-ayat surah tersebut bagai puzzle yang berpencar. Buyar sudah konsentrasi, suaraku mulai serak sambil terus mencari memori ayat terakhir. 

Tak lama kemudian, jamaah di samping kananku mulai mengingatkan, membuatku semakin gugup, bukan malah mengingat potongan ayat yang hilang, aku malah tambah lupa, bahkan ayat sebelumnya

Duh, itu kan hanya surah al-Ma'un, bagaimana bisa lupa, malu sekali rasanya huhu

Ini bukan kali pertamanya aku gugup di hadapan ibu, pernah suatu ketika aku piket rumah ibu. Saat itu ibu sedang duduk di kursi sambil menonton tv. Aku yang mendapat tugas menyapu terpaksa harus bulak balik di hadapan ibu, mengambil sapu lidi, mengambil sapu ijuk, membuang sampah dan lain-lain.

Saat melewati ibu, badanku benar-benar sudah menunduk, aku pun mengucapkan "Permisi bu", namun sungguh aneh, suaraku rasanya tercekat dan tak berbunyi sama sekali, hanya bisa terdengar oleh diriku.

Ibu akhirnya menegurku "Kamu fer, kalau lewat di depan itu bilang permisi kek, maaf kek, jangan nyelonong gitu aja"

"Nggeh bu, maaf", ucapku sambil menundukkan kepala

Teguran dari ibu terasa seperti pertir di pagi hari. Tiba-tiba aku merasa seperti santri yang tak punya adab dan sopan santun. Ibu, andai ibu tahu, aku sudah berusaha mengucapkan permisi, namun saking gugupnya suaraku mungkin sama sekali tidak terdengar oleh ibu.

Di waktu lain, aku bertugas mencuci piring di rumah ibu. Namun ada satu baskom yang terlewat belum kucuci lantaran baskom itu berada di luar rumah. Ibu langsung memanggilku lagi dan menyuruhku mencucinya.

Tentu saja Ibu sebenarnya bisa mencucinya sendiri, apalagi hanya satu baskom, tidak susah toh. Tapi itulah bentuk didikan Ibu, mengajarkan kita untuk teliti dan tidak menyepelekan hal sekecil apapun.

Bu Nyai memang punya kharisma tersendiri, beliau orang yang tegas, tertib, teliti dan cekatan. Tak salah bapak memilih sosok istri, ibu sangat pantas untuk dijadikan panutan.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

As-Sam'iyyat

As-Sam’iyyaat Temen-temen pernah denger istilah As-sam’iyyat? Mungkin sebagian dari kita udah nggak asing lagi dengan istilah ini, As-Sam’iyyat merupakan perkara yang tidak dapat digambarkan dengan pancaindera manusia dan hanya dapat diketahui melalui al-quran dan al-hadis. Adapun perkara-perkara yang termasuk as-sam’iyyat adalah alam kubur, hari kiamat, malaikat, jembatan sirath, padang mahsyar, surga dan neraka. Bahkan, jin, dan setan juga merupakan perkara as-sam’iyyat karena kita tidak dapat melihatnya dengan kasat mata kecuali dengan kekuasaan Allah. Kita sebagai umat muslim wajib untuk meyakini akan adanya as-sam’iyyat walaupun hal tersebut hanya dapat kita dengar dari al-quran dan hadits. Dalil kewajiban beriman dengan perkara sam’iyat seperti yang Allah firmankan di dalam Al-quran : الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ “(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebah

Ibnu Qutaibah dan Ilmu Musykil al-Qur’an: Dialektika antara Akal dan Teks

Pendahuluan Al-Qur’an telah diturunkan oleh Allah Swt dengan jelas dan terperinci, kandungannya benar dan jauh dari kesalahan. Apabila manusia yang membuat a l-Qur’an, tentu saja ada berbagai pertentangan di dalamnya. Sebagaimana firman Allah Swt dalam surat al -Nisa ayat 82: أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا “ Maka apakah mereka tidak memperhatikan al- Qur ’ an? Kalau kiranya al- Qur ’ an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat i pertentangan yang banyak di dalamnya. ” (QS. Al-Nisa’: 82) Oleh karena itu, para ulama menggunakan kata “musykil” pada ilmu al-Qur’an ( musykil al-qur’an ), bukan mukhtalaf sebagaimana yang digunakan dalam pembahasan ilmu hadis ( mukhtalaf al-hadits ). Hal ini dikarenakan a l-Qur’an adalah haq , tidak ada pertentangan di dalamnya, berbeda dengan hadis yang masih bisa diperdebatkan. Meskipun demikian, tidak semua ayat a l-Qur’an dapat dipahami secara lang

Sunnah-Sunnah Sholat Menurut para Imam Madzhab

Shalat merupakan  kewajiban seorang muslim kepada Tuhannya, Allah. Ibadah inilah yang paling pertama akan dihisab di akhirat kelak, sebagaimana sabda Rasulullah Saw: إِنَّ أَوَّلَ مَايُحَاسَبُ بِهِ النَّاسُ بِهِ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ أَعْمَالِهِمْ الصَّلاة “Sesungguhnya yang pertama kali akan dihisab dari amal perbuatan manusia pada hari kiamat adalah sholatnya.” Nah, sudahkah kita memahami betul perkara-perkara sholat? Kali ini saya akan berbagi sedikit ilmu yang pernah saya pelajari ketika belajar di TMI Pesantren Modern Daarul Uluum Lido dalam kitab “Al-Fiqhu ‘alaa Madzaahibil Arba’ah” (Imam Syafi’i, Imam Maliki, Imam Hanifah dan Imam Hanbali) karya Abdurrahman Al-Jaziri. Terkadang kita menyepelekan dan mengabaikan perkara-perkara sunnah dalam sholat, memang kita tidak berdosa jika meninggalkan perkara sunnah, namun hal ini tentu akan merugikan kita. Menurut Imam Syafi’i dan Hanbali Sesungguhnya barangsiapa yang meninggalkan sunnah-sunnah shalat, Allah SWT tidak membe