Langsung ke konten utama

Jabalurrahmah, Masjid Sakti Penebar Manfaat

Lantunan azan subuh bersahut-sahutan di langit Ciputat, membangunkan jiwa-jiwa yang ingin segera bercumbu dengan tuhannya. Malaikat malam bersiap pergi saat melihat kedatangan malaikat siang. Belum purna azan dikumandangkan, tiba-tiba suara gemuruh terdengar, air bah tumpah ruah membanjiri daratan Situ Gintung, dengan seketika ratusan rumah rata dengan tanah.
Namun, ada bangunan yang masih berdiri kokoh, padahal jaraknya hanya beberapa meter dari tanggul Situ Gintung. Bangunan itu adalah Masjid Raya Jabalurrahmah. Surau berjarak 50 meter dari bendungan yang dibuat sejak zaman Belanda ini dibangun oleh yayasan wakaf H. Teuku Abdullah Laksaman dan Teuku Muhammad Tajib Idie. Sebelum diwakafkan, tanah itu merupakan tempat pemancingan umum.
Masjid Raya Jabalurrahmah mulai dibangun pada 2006, kemudian selesai dan diresmikan pada 26 Mei 2007 oleh H. Teuku Abdullah Laksamana, pria berdarah Aceh yang menetap di Pondok Indah. Tidak ada hambatan dalam pembangunan masjid ini, karena tanah dan dana pembangunan dibiayai seluruhnya oleh H. Teuku Abdullah dan Teuku Najib Idie.
Bangunan masjid ini sederhana, tidak terlalu mewah maupun unik, ukurannya pun hanya sekitar 200 meter persegi. Namun, ada hal yang menakjubkan dari rumah ibadah ini. Pada saat peristiwa jebolnya tanggul Situ Gintung (27/3/2009), ratusan rumah di sekitar waduk itu hancur. Namun dengan kekuasaan Allah Swt, masjid dua lantai ini masih tetap berdiri kokoh, meskipun pagarnya hancur dan jendela serta pintunya rusak.
Kamar mandi serta tempat wudhu juga menjadi korban terjangan air bah, lantai masjid pun diselimuti lumpur pekat. Namun di antara bangunan sekitarnya yang rata dengan tanah, terlihat jelas rumah ibadah ini masih kokoh berdiri. Masyarakat menganggap kejadian ini adalah mukjizat, bahkan ada pula yang mengatakan masjid itu sakti.
Pascajebolnya tanggul, masjid Jabalurrahmah dikerubungi oleh warga yang hendak menyaksikan keajaibannya. Selama penanggulangan bencana, surau ini digunakan untuk menampung bahan bantuan bagi korban bencana. Masyarakat dan berbagai instansi kemudian memberikan sumbangan untuk merenovasi masjid ini.
Hingga kini masjid Jabalurrahmah masih tetap berdiri kokoh dan menebar manfaat bagi masyarakat. Masjid ini menyelenggarakan berbagai kegiatan harian, di antaranya Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA), kajian tafsir dan kitab Bulughul Maram, pengajian subuh, serta pelatihan pidato. Ada pula program tahfidz yang dikhususkan untuk Dewan Kemakmuran Masjid (DKM). Karena berada di kawasan kampus, kebanyakan DKM adalah mahasiswa, hingga kini ada 13 DKM yang merupakan pelajar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

As-Sam'iyyat

As-Sam’iyyaat Temen-temen pernah denger istilah As-sam’iyyat? Mungkin sebagian dari kita udah nggak asing lagi dengan istilah ini, As-Sam’iyyat merupakan perkara yang tidak dapat digambarkan dengan pancaindera manusia dan hanya dapat diketahui melalui al-quran dan al-hadis. Adapun perkara-perkara yang termasuk as-sam’iyyat adalah alam kubur, hari kiamat, malaikat, jembatan sirath, padang mahsyar, surga dan neraka. Bahkan, jin, dan setan juga merupakan perkara as-sam’iyyat karena kita tidak dapat melihatnya dengan kasat mata kecuali dengan kekuasaan Allah. Kita sebagai umat muslim wajib untuk meyakini akan adanya as-sam’iyyat walaupun hal tersebut hanya dapat kita dengar dari al-quran dan hadits. Dalil kewajiban beriman dengan perkara sam’iyat seperti yang Allah firmankan di dalam Al-quran : الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ “(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebah

Ibnu Qutaibah dan Ilmu Musykil al-Qur’an: Dialektika antara Akal dan Teks

Pendahuluan Al-Qur’an telah diturunkan oleh Allah Swt dengan jelas dan terperinci, kandungannya benar dan jauh dari kesalahan. Apabila manusia yang membuat a l-Qur’an, tentu saja ada berbagai pertentangan di dalamnya. Sebagaimana firman Allah Swt dalam surat al -Nisa ayat 82: أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا “ Maka apakah mereka tidak memperhatikan al- Qur ’ an? Kalau kiranya al- Qur ’ an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat i pertentangan yang banyak di dalamnya. ” (QS. Al-Nisa’: 82) Oleh karena itu, para ulama menggunakan kata “musykil” pada ilmu al-Qur’an ( musykil al-qur’an ), bukan mukhtalaf sebagaimana yang digunakan dalam pembahasan ilmu hadis ( mukhtalaf al-hadits ). Hal ini dikarenakan a l-Qur’an adalah haq , tidak ada pertentangan di dalamnya, berbeda dengan hadis yang masih bisa diperdebatkan. Meskipun demikian, tidak semua ayat a l-Qur’an dapat dipahami secara lang

Sunnah-Sunnah Sholat Menurut para Imam Madzhab

Shalat merupakan  kewajiban seorang muslim kepada Tuhannya, Allah. Ibadah inilah yang paling pertama akan dihisab di akhirat kelak, sebagaimana sabda Rasulullah Saw: إِنَّ أَوَّلَ مَايُحَاسَبُ بِهِ النَّاسُ بِهِ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ أَعْمَالِهِمْ الصَّلاة “Sesungguhnya yang pertama kali akan dihisab dari amal perbuatan manusia pada hari kiamat adalah sholatnya.” Nah, sudahkah kita memahami betul perkara-perkara sholat? Kali ini saya akan berbagi sedikit ilmu yang pernah saya pelajari ketika belajar di TMI Pesantren Modern Daarul Uluum Lido dalam kitab “Al-Fiqhu ‘alaa Madzaahibil Arba’ah” (Imam Syafi’i, Imam Maliki, Imam Hanifah dan Imam Hanbali) karya Abdurrahman Al-Jaziri. Terkadang kita menyepelekan dan mengabaikan perkara-perkara sunnah dalam sholat, memang kita tidak berdosa jika meninggalkan perkara sunnah, namun hal ini tentu akan merugikan kita. Menurut Imam Syafi’i dan Hanbali Sesungguhnya barangsiapa yang meninggalkan sunnah-sunnah shalat, Allah SWT tidak membe