Miss, are you enjoying being a teacher? muridku tiba-tiba bertanya demikian di tengah jam pelajaran. Aku tersenyum, kemudian menjawab "No" sambil tertawa kecil, agar ia menganggap itu hanya bualan semata. Baru kali ini ada yang bertanya tentang perasaanku mengajar. Entah mengapa muridku bertanya demikian. Mungkin kala itu wajahku terlihat kurang mood mengajar.
Sejak dahulu, menjadi guru memang bukan cita-citaku. Bahkan aku pun sengaja tidak mengambil pendidikan keguruan. Tapi, siapa yang bisa menduga jalur rezeki? Aku hanya mencoba memanfaatkannya dengan berniat mengasah kemampuan dan pengetahuanku.
Jalan rezeki memang datang dari arah yang tidak disangka-sangka. Ingat sekali di suatu hari aku pernah berkata ke suami "Mas, pengen deh punya kegiatan yang rutin, yang waktunya tetap." Ucapan itu keluar dari mulutku lantaran bosan di rumah terus. Meskipun aku sudah punya pekerjaan, tapi Work from Home lama-lama jadi membosankan bagiku.
Siapa sangka, aku yang menghindari mengajar, justru malah ketiban rezeki jadi pengajar. Aku akhirnya mencoba memanfaatkan peluang itu. Mungkin ucapanku yang singkat kala itu memang ikut diaminkan malaikat dan suamiku.
Jadilah kali ini aku keluar dari zona nyamanku, mengajar.
Mengajar memaksaku untuk mengontrol jiwa introvertku. Mengajar memintaku untuk banyak berbicara dan berinteraksi. Mengajar menuntutku untuk mengulang pelajaran dan belajar hal baru, dan masih banyak lagi.
Pada awalnya, aku beberapa kali sampai menangis karena terlalu lelah. Beberapa kali terpikirkan untuk menyerah. Tapi suami selalu mendukungku dan menguatkan.
Dalam hidup, kita memang sering kali dihadapkan pada dua hal, pertama, terus maju, menghadapi tantangan dan melampaui limit kemampuan diri. Kedua, menyerah karena menganggap itu bukan jalan takdir kita.
Kali ini, aku sedang berupaya melewati jalur pertama. Semoga aku tetap mampu.
Komentar
Posting Komentar