Mobil grab yang kupesan akhirnya
tiba di halaman depan pondokku, ku cek sekali lagi plat mobilnya, benar. Sesosok
laki-laki terlihat dari balik kaca yang mulai terbuka. “Orderan Fera kan pak?”
tanyaku. Iya, jawabnya. Aku pun segera masuk ke mobil karena air
langit sudah mulai membasahi bumi.
Pagi itu aku berangkat menuju
pasar Asemka bersama kakak kelasku, belanja alat tulis untuk santunan anak
yatim yang akan kami adakan dua hari lagi. Kuperhatikan mobil tersebut,
terlihat ada tiga patung di depan kemudi, dengan cepat aku menebak, itu
sepertinya bunda Maria, Yesus dan Bapak Yesus (entahlah penyebutannya benar
atau ngga).
Di samping patung-patung kecil tersebut ada foto yang terjepit di klip berbentuk bunga, ada tiga potret wajah pada foto itu, salah satunya adalah supir grab yang mengantar kami, sedangkan dua orang lagi adalah sesosok perempuan cantik dan anak perempuan yang kira-kira masih berusia satu tahun.
Di samping patung-patung kecil tersebut ada foto yang terjepit di klip berbentuk bunga, ada tiga potret wajah pada foto itu, salah satunya adalah supir grab yang mengantar kami, sedangkan dua orang lagi adalah sesosok perempuan cantik dan anak perempuan yang kira-kira masih berusia satu tahun.
Baru beberapa meter mobil
melaju, bapak itu langsung membuka obrolan, menanyakan kami hendak kemana,
untuk urusan apa. Kamipun
menceritakan tujuan kami, menjelaskan komunitas kami. Ternyata
bapak itu juga punya komunitas yang
bergerak di bidang sosial seperti kami. Maka jadilah obrolan saat itu begitu
asik, kami ngobrol ngalor ngidul.
Bapak itu biasa dipanggil Andre, beliau adalah seorang pemeluk katolik yang taat. Senang rasanya bisa mengobrol banyak dengan beliau, terutama mengenai isu toleransi. Ketika kami bertanya tentang kasus bom bunuh diri di beberapa gereja yang berlokasi di Surabaya, beliau berkata "Hanya orang bodoh yang mengatakan Islam itu kejam, Ibu saya seorang muslim, saya melihat dia begitu baik, tidak pernah mengajarkan hal demikian".
"Saya sangat kagum dengan orang muslim, ibadah mereka menurut saya sangat berat, harus shalat lima kali sehari", lanjutnya. Kami banyak bertukar fikiran, saling bertanya bagaimana hal ini dipandang dari sudut agama kami masing-masing.
Bapak itu biasa dipanggil Andre, beliau adalah seorang pemeluk katolik yang taat. Senang rasanya bisa mengobrol banyak dengan beliau, terutama mengenai isu toleransi. Ketika kami bertanya tentang kasus bom bunuh diri di beberapa gereja yang berlokasi di Surabaya, beliau berkata "Hanya orang bodoh yang mengatakan Islam itu kejam, Ibu saya seorang muslim, saya melihat dia begitu baik, tidak pernah mengajarkan hal demikian".
"Saya sangat kagum dengan orang muslim, ibadah mereka menurut saya sangat berat, harus shalat lima kali sehari", lanjutnya. Kami banyak bertukar fikiran, saling bertanya bagaimana hal ini dipandang dari sudut agama kami masing-masing.
Sepanjang perjalanan,
aku tidak banyak bicara, hanya beberapa kali menjawab, juga beberapa kali
bertanya. Aku lebih sering menyimak pembicaraan bapak itu dan kakak kelasku,
sambil sesekali melirik buku yang ada di genggamanku.
Setelah mengobrol perihal agama, tiba-tiba bapak itu berkata sambil
menunjukku “Mbak ini wiridnya lebih kuat ya dibanding mbak yang ini (menunjuk
kakak kelas di sampingku), cahaya di wajahnya beda”. Aku hanya terdiam bingung, justru kakak kelasku yang menjawab “Iya kalau dia rajin pak, istiqomah wiridan.
Saya juga wiridan sih pak, tapi ngga rutin”.
Aku jadi bingung sendiri kenapa
si bapak bisa bilang begitu, padahal mukaku biasa aja, boro-boro bercahaya,
kucel begini. Aku juga tidak membaca dzikir apa-apa dari tadi, sibuk menyimak
obrolan si bapak. Padahal biasanya
aku baca wirid atau dzikir ketika di mobil atau bis, tapi karena ba’da
shubuh tadi aku sudah membaca wirid jadi aku lebih memilih baca buku
di mobil. Aku memang sudah mendawamkan membaca wirid latif tiap pagi dan petang sejak kelas 1 MTs dulu.
Tapi gimana bapak itu bisa tau? Emangnya di mukaku ada apa? hmm
Bapak itu kemudian melanjutkan "Kalau mbak yang pakai kerudung ijo ini nanti ada yang sukain, dua orang. Yang satu akan sangat banyak berkorban, yang satu kurang baik. Mbak kan orangnya supel, takutnya dimanfaatin. Pokoknya kalau kenal sama orang baru, terus diajak ketemu atau dikasih minum jangan mau".
Duh serem juga ya, aku lupa bagaimana tanggapan kakak kelasku pas denger itu.
Oh ya by the way, ucapan Mas Grab kepada kakak kelasku itu rupanya benar-benar terjadi. Sekarang dia sudah menemukan jodohnya setelah ada dua orang mendatanginya.
"Saya bisa lihat hal yang begitu mbak, bahkan kalau ada orang yang kesurupan saya suka dipanggil, padahal saya cuma bilang "Hei kamu keluar, jangan ganggu dia", kesurupannya langsung sembuh."
Rencanaku membaca buku rupanya tak terealisasikan. Buku yang kubawa hanya terbuka lebar, obrolan kami bahkan tidak memberikanku kesempatan untuk membaca satu lembar pun.
Banyak orang yang Allah berikan kelebihan, mereka mampu mengetahui hal-hal yang tersembunyi dari orang lain. Bahkan orang-orang yang bukan muslim. Di zaman Nabi, rahib Buhairo juga dikenal sebagai orang yang mempunyai ilmu mengenai hal yang akan datang.
Terkadang aku berfikir bukankah semua amal perbuatan manusia akan dihisab? Tapi orang kafir sudah pasti jadi penghuni neraka. Lalu apakah amal perbuatan mereka sia-sia? Berapa banyak non muslim yang justru berprilaku lebih baik dari orang muslim? Tapi mereka justru dicap sebagai penghuni neraka.
Ah entahlah, problematika tauhid dan akhirat memang terlalu berat untuk diperbincangkan. Tidak ada yang tahu secara pasti kecuali Allah. Bukankah orang yang rajin beribadah saja memiliki peluang yang besar untuk dimasukkan ke neraka?
Bapak itu kemudian melanjutkan "Kalau mbak yang pakai kerudung ijo ini nanti ada yang sukain, dua orang. Yang satu akan sangat banyak berkorban, yang satu kurang baik. Mbak kan orangnya supel, takutnya dimanfaatin. Pokoknya kalau kenal sama orang baru, terus diajak ketemu atau dikasih minum jangan mau".
Duh serem juga ya, aku lupa bagaimana tanggapan kakak kelasku pas denger itu.
Oh ya by the way, ucapan Mas Grab kepada kakak kelasku itu rupanya benar-benar terjadi. Sekarang dia sudah menemukan jodohnya setelah ada dua orang mendatanginya.
"Saya bisa lihat hal yang begitu mbak, bahkan kalau ada orang yang kesurupan saya suka dipanggil, padahal saya cuma bilang "Hei kamu keluar, jangan ganggu dia", kesurupannya langsung sembuh."
Rencanaku membaca buku rupanya tak terealisasikan. Buku yang kubawa hanya terbuka lebar, obrolan kami bahkan tidak memberikanku kesempatan untuk membaca satu lembar pun.
Banyak orang yang Allah berikan kelebihan, mereka mampu mengetahui hal-hal yang tersembunyi dari orang lain. Bahkan orang-orang yang bukan muslim. Di zaman Nabi, rahib Buhairo juga dikenal sebagai orang yang mempunyai ilmu mengenai hal yang akan datang.
Terkadang aku berfikir bukankah semua amal perbuatan manusia akan dihisab? Tapi orang kafir sudah pasti jadi penghuni neraka. Lalu apakah amal perbuatan mereka sia-sia? Berapa banyak non muslim yang justru berprilaku lebih baik dari orang muslim? Tapi mereka justru dicap sebagai penghuni neraka.
Ah entahlah, problematika tauhid dan akhirat memang terlalu berat untuk diperbincangkan. Tidak ada yang tahu secara pasti kecuali Allah. Bukankah orang yang rajin beribadah saja memiliki peluang yang besar untuk dimasukkan ke neraka?
Komentar
Posting Komentar