Indonesia merupakan negri yang luar
biasa, dengan sejuta kekayaan dan bermacam-macam kebudayaan, begitu pula dengan
ragam bahasanya. Banyak sekali ragam bahasa daerah Indonesia, Kepala badan pengembangan
dan penelitian bahasa, Kementrian pendidikan dan Kebudayaan, Mahsun mengatakan
sedikitnya ada 442 bahasa yang dimiliki Indonesia yang terungakap dalam Kongres
Bahasa ke-9 yang digelar pada tahun 2008 silam. Pada 2012, penelitian berlanjut
dengan mengambil sampel di 70 lokasi di wilayah Maluku dan Papua, hasilnya,
jumlah bahasa dan sub bahasa di seluruh Indonesia mencapai 546 bahasa, bahkan diperkirakan
jumlah bahasa akan semakin meningkat seiring dilakukannya penelitian yang
berlanjut. Jumlah yang sangat luar biasa bukan? Coba pikirkan, berapa jumlah
bahasa daerah yang kita kuasai dengan banyaknya jumlah ragam bahasa yang
dimiliki Indonesia?
Namun tahukah kalian? Ternyata banyak
di antara bahasa daerah yang dimiliki Indonesia kini berada di ujung kepunahan,
bahkan beberapa mungkin dikatakan memang sudah punah, hal ini disebabkan oleh
sedikitnya penutur bahasa daerah tersebut, dominasi bahasa daerah lain di
wilayah mereka, penggunaan bahasa daerah yang jarang, merasa malu dan gengsi
menggunakan bahasa daerahnya sendiri, bahkan salah satu alasan kepunahannya
juga karena Bahasa Indonesia itu sendiri, padahal Bahasa Indonesia merupakan
bahasa pemersatu seluruh rakyat Indonesia untuk memudahkan komunikasi dan
pemahaman seluruh rakyat.
Beberapa bahasa daerah yang terancam
punah di antaranya adalah :
- Bahasa Lom (Sumatera) hanya 50 penutur.
- Bahasa Budong-budong ( Sulawesi ) hanya 70 penutur.
- Bahasa Dampal ( Sulawesi Tengah ) hanya 90 penutur
- Bahasa Lengilu (Kalimantan ) hanya 10 penutur.
- Bahasa Hukumina ( Maluku ) hanya 1 penutur.
- Bahasa Kayeli ( Maluku ) hanya 3 penutur.
- Bahasa Nakaela ( Maluku ) hanya 5 penutur.
- Bahasa Hoti ( Maluku ) hanya 10 penutur.
- Bahasa Hulung ( Maluku ) hanya 10 penutur.
- Bahasa Kamarian ( Maluku ) hanya 10 penutur.
- Bahasa Salas ( Maluku ) hanya 50 penutur.
- Bahasa Mapia ( Papua ) hanya 1 penutur.
- Bahasa Tandia ( Papua ) hanya 2 penutur.
- Bahasa Bonerif ( Papua ) hanya 4 penutur.
- Bahasa Saponi ( Papua ) hanya 10 penutur.
Diperkirakan
jumlah bahasa yang hampir punah mencapai 167 bahasa, sungguh jumlah yang sangat
memprihatinkan bukan? Dengan jumlah penutur yang semakin sedikit lama-kelamaan
bahasa tersebut akan punah, padahal bahasa merupakan perkataan yang tidak dapat
dilihat wujudnya, apabila bahasa punah, maka wujudnya tidak akan terlihat lagi,
bahasa daerah hanya akan kita dengar melalui sebuah cerita dan kenangan saja. Atau
bahkan tidak akan terkenang dan hilang begitu saja.
Dewasa ini, banyak
anak-anak yang tidak diajarkan bahasa ibu oleh orang tuanya, sejak lahir mereka
dibiasakan berkomunikasi dengan bahasa indonesia, awalnya hanya orang-orang
perkotaan, namun kini hal itu juga bahkan terjadi pada masyarakat kampung dan
desa. Anak-anak masa kini lebih berbangga untuk cakap dan bertutur kata
menggunakan bahasa asing seperti Inggris dan Mandarin, mereka tidak menyadari
bahwa Indonesia memiliki kebudayaan yang luar biasa yang tak negara lain
miliki. Sehingga tak heran bahasa daerah di masa yang akan datang akan menjadi
dinosaurus yang hilang dan punah.
Kini LIPI sedang
melakukan penelitian untuk memetakan bahasa etnik yang ada di Indonesia, mereka
berharap akan menemukan cara untuk menyelamatkan bahasa etnik yang di ambang
kepunahan ini, LIPI juga telah membuat dan mengumpulkan kosakata bahasa daerah melalui
penelitian pada tahun 2012.
Masalah ini
merupakan masalah kita bersama, sebagai rakyat Indonesia, kita memiliki
tanggung jawab untuk melestarikan bahasa daerah kita, dengan bangga menuturkan
bahasa daerah dalam percakapan sehari-hari, setidaknya di kalangan keluarga dan
masyarakat sekitar. Kita tentu harus ikut kemajuan zaman, karena kini orang
yang tidak dapat berbahasa asing bisa dianggap sebagai orang yang buta huruf,
namun kita juga harus melestarikan bahasa ibu kita, sebagai bahasa kebanggaan
kita, juga sebagai wujud kecintaan kita kepada tanah air.
Ayo sobat,
mulai dari sekarang, berfikirlah! Berapa bahasa daerah yang telah kita kuasai
dengan adanya ratusan bahasa yang dimiliki Indonesia? Atau dapatkah kita
berbicara dan memahami bahasa ibu kita? Renungkanlah! Apa yang dapat kita
wariskan kepada anak cucu kita jika kebudayaan kita terus lenyap dimakan zaman,
mereka hanya dapat mendengarnya melalui cerita dan dongeng-dongeng, tanpa dapat
mengetahui betapa luar biasanya Indonesia dengan sejuta kekayaan alam dan
kebudayaannya.
Komentar
Posting Komentar