Hai!
Entah siapapun yang kusapa kali ini! Tak masalah, aku hanya ingin meluapkan keluh kesahku. Karena saat ini aku sendirian, atau tepatnya berdua dengan bayiku yang sedang terlelap di ranjang. Aku sering curhat juga ke bayiku, meskipun saat aku menangis, entah kenapa dia malah tertawa. Oh, mungkin saja aku adalah salah satu sumber kebahagiaan baginya, jadi saat aku berbicara padanya, mengenai apapun itu, dia akan merasa senang. Tak apa, setidaknya ada orang yang bisa kujadikan teman curhat, meskipun tak bisa memberikan solusi apapun.
Entah kenapa saat ini aku sedang merasa gagal dalam segala hal, mulai dari pekerjaan, studi, hingga gagal menjadi ibu dan istri yang baik. Penyebabnya, aku selalu melakukan banyak hal, semuanya jadi setengah-setengah. Tak ada yang benar-benar aku kuasai, tak pernah bisa totalitas melakukan suatu hal. Ya, multiperan atau multitasking memang aku sukai, tapi, pada beberapa kondisi, aku benar-benar merasa burnout. Aku berharap bisa sekuat ibuku, sumber inspirasiku, tapi sulit sekali rasanya.
Saat ini, aku merasa seperti tidak berhak mendapatkan kebahagiaan, karena aku dituntut menjadi sempurna untuk semua hal. Tak boleh ada waktu luang, semua harus dimanfaatkan. Aku kehilangan waktuku sendiri.
Saat ini, aku bahkan berharap bisa sembunyi, tak diketahui siapapun. Bahkan aku tak berani hanya sekadar membagi aktivitas dan kebahagiaanku di media sosial. Aku takut orang lain menghujatku, atau sekadar menanyakan hasil pekerjaanku. Aku merasa gagal.
Saat ini, hal terbesar yang membuatku terus berusaha bertahan adalah buah hatiku. Dia mungkin satu-satunya orang yang paling membutuhkanku, di saat semua orang mampu menjalani hidup tanpaku. Aku mungkin satu-satunya orang yang akan paling banyak berkorban untuknya, hartaku, waktuku, bahkan nyawaku juga kupertaruhkan untuknya. Tanpa disadari, anakku adalah sumber kekuataanku, meskipun di satu sisi, waktuku terkuras untuknya. Sebuah kontradiksi dan dilema bukan?
Ya, aku seorang ibu, seorang istri, seorang pelajar, seorang guru, seorang pekerja. Bisakah aku menjadi semua itu? Atau sejatinya aku hanya seorang pecundang belaka?
Komentar
Posting Komentar