Langsung ke konten utama

Problematika Perempuan, dari Kecantikan Hingga Pekerjaan

"Fera kamu gemuk banget sih, kurangin makannya dong!" ucap seniorku di kantor.
Jleb, hatiku rasanya langsung tertusuk, tapi aku hanya tertawa dan berkata "Iya, siap Mami." Dengan segera aku masuk ke ruang kerjaku, menghindari pembicaraan yang bisa semakin panjang dan menyakitkan, tentu juga menahan malu karena di aula tadi cukup banyak orang.

Sebelumnya, Mami juga pernah menyindir dengan perkataan yang lebih halus. Awalnya aku iseng menggoda Mami agar mau menggunakan kerudung, tapi ia malah menjawab "Ah elu nyuruh gue pake kerudung. Elu belum gue marahin aja pake baju gede-gede mulu, kayak orang hamil tau engga." Cukup jleb, ya tapi ga sakit hati juga hehe. Toh aku memang sering pakai baju yang longgar, dan emang pernah disangka hamil juga masa. :(  

Pernah suatu ketika aku beli es alpukat kocok, sang ibu penjual tiba-tiba bertanya "Lagi hamil ya neng?" Aku jawab aja "Engga bu, saya aja belum nikah, hehe." Saat itu aku emang lagi pake gamis lebar, atau  jangan2 mukaku juga keliatan kayak lagi ngidam alpukat kocok kali ya.

(Coba kalau di bus aku ditanya begitu, mau ngaku-ngaku aja deh biar bisa dapet tempat duduk, loh hahaha)

Ah mungkin Mami nggak tahu kalau beberapa hari ini aku selalu absen makan siang, selain karena menghemat pengeluaran, tentu saja karena mengurangi porsi makan. Meskipun mencoba mengurangi porsi makan dan berjalan kaki tiap hari, ya tapi berat badanku tetep gini-gini aja. Ya gimana lagi, jarang olahraga dan rajin makan gorengan juga kan, duh dasar aku -_-

Pikiran ingin kurus semakin terbayang-bayang di kepalaku, bahkan diam-diam juga menyusup saat sedang shalat. Ya allah maafkan hambamu yang susah khusyuk ini dan mikirnya duniawi mulu, huhu. 

Sebenarnya mau diet tapi aku kan sering stres dan maghku juga kambuh-kambuhan, kalau ga bisa makan "enak" dan sering nahan makan aku bisa nambah stres.

Sbnernya ini bukan pertama kali ada yang bilang aku gemuk. Tapi ya selama ini aku cuek-cuek aja. Ada angan2 mau diet, tapi ga pernah terlaksana. Tentu aja ini jadi pikiran baru di otakku, karena diet kalau mau enak ya butuh uang juga kan.

Ini baru diet ya, belum masalah jerawat. Kepalaku pusing juga mikirin jerawat yang betah banget ngontrak di wajahku. Udah nyoba pake skincare ini itu tetep aja ga mulus-mulus. Aku pribadi kadang bodo amat, tapi yang bikin ga nyaman omongan orang lagi.

Pernah suatu ketika ada yang bilang gini "Kamu pake skincare coba, nanti aku disangka ga bisa beliin kamu skincare." Aku yang denger itu langsung ngerti arah pembicaraannya, ya pasti karena mukaku jerawatan. Tapi aku cuma bilang "iya" aja, padahal dalam hati bilang "Ya kan selama ini juga aku beli skincare sendiri, emang kamu pernah beliin aku skincare?"

Problemnya adalah skincare itu mahal sis, kalau harganya dijumlahkan dengan biaya perawatan kayak facial dll totalnya sekitar 20% dari gaji pokokku. Dulu lebih parah lagi, sebelum bekerja aku harus nyisihin uang jajan buat beli skincare yang aku cuma mampu beli 2 bulan sekali. Setiap kali diminta dokter buat perawatan, aku selalu ngeles ga ada waktu, padahal mah sebenernya ga ada uang. 😅

Ya gimana, harga perawatan itu setengah dari uang jajanku sebulan 😭

Ini baru soal diet dan skincare, ada lagi hal2 lain yang minta diperhatiin, kayak kesehatan gigi dan mata, juga kesehatan hp dan laptop. Tentu aja, butuh uang juga.

Uang memang bukan segalanya, tapi ga bisa dipungkiri, segalanya butuh uang.

Masalah lainnya adalah, perempuan selalu dilihat dari penampilan. Ya, serius. Buktinya doi bilang gitu, takut disangka ga bisa ngasih aku uang buat beli skincare, doi juga sering nyuruh aku diet karena BB ku yang ga ideal ini. Jadi omongan orang tuh penting banget omaigat.

Dalam pikiran laki-laki nih, perempuan harus cantik. Standar cantik tuh kek gimana? ya udah bisa ketebak, yang putih, kulitnya mulus, badannya seksi. Akhirnya apa? Perempuan tetep jadi objek yang dipandang dari luarnya.

Seiring dengan perkembangan emansipasi, menurutku perempuan saat ini malah jadi punya beban ganda, beban domestik dan beban sosial. Oh iya beban fisik juga deng. Sepintar apapun perempuan, laki-laki bakal tetep liat fisiknya juga.

Makanya, kita seringkali menemukan perempuan pinter dan berbakat tapi tetep sulit dapet jodoh karena ga cantik2 amat.

Susah emang jadi perempuan sempurna. Apalagi di tengah perkembangan zaman yang menuntut perempuan untuk "sukses di dunia publik juga." Standar perempuan sempurna jadi makin tinggi, harus pinter, cantik, punya tubuh ideal, berpendidikan tinggi, bisa masak, bisa nyuci, penyanyang, perhatian, bisa dandan, dll.

Sayangnya itu sulit banget buat terwujud gais. Meskipun ada juga yang tampak sempurna. Ada perempuan yang cantik tapi ga pinter, ada yang pinter tapi ga cantik, ada yang bisa masak tapi ga bisa bekerja dan menghasilkan uang, ada yang berkarir di dunia publik tapi ga bisa masak, dll.

So, laki-laki emang harus terima kenyataan. Kalau mau istri cantik ya dia harus bersedia ngeluarin banyak uang buat skincare dan perawatan. Kalau mau istri yang bisa mandiri dan menghasilkan uang dia harus terima kalau si istri ga sempet masak dan mengurus perihal rumah tangga yang seabrek itu. Kalau mau istri yang sigap mengurus rumah, dia harus terima kalau istrinya tak menghasilkan uang.

Hmm, karena semua beban ini aku jadi harus bekerja sekuat tenaga, menghasilkan uang untuk menghidupi dan mempercantik diri. Di sisi lain aku juga punya beban sosial, harus belajar setinggi-tingginya dan menggapai karir secemerlang mungkin.

Hemm begitulah sambatku hari ini, kalau kalian ga setuju (terutama laki2 yang mungkin tersindir) boleh kok membantah dengan tulisan juga hehe


Komentar

Postingan populer dari blog ini

As-Sam'iyyat

As-Sam’iyyaat Temen-temen pernah denger istilah As-sam’iyyat? Mungkin sebagian dari kita udah nggak asing lagi dengan istilah ini, As-Sam’iyyat merupakan perkara yang tidak dapat digambarkan dengan pancaindera manusia dan hanya dapat diketahui melalui al-quran dan al-hadis. Adapun perkara-perkara yang termasuk as-sam’iyyat adalah alam kubur, hari kiamat, malaikat, jembatan sirath, padang mahsyar, surga dan neraka. Bahkan, jin, dan setan juga merupakan perkara as-sam’iyyat karena kita tidak dapat melihatnya dengan kasat mata kecuali dengan kekuasaan Allah. Kita sebagai umat muslim wajib untuk meyakini akan adanya as-sam’iyyat walaupun hal tersebut hanya dapat kita dengar dari al-quran dan hadits. Dalil kewajiban beriman dengan perkara sam’iyat seperti yang Allah firmankan di dalam Al-quran : الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ “(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebah

Ibnu Qutaibah dan Ilmu Musykil al-Qur’an: Dialektika antara Akal dan Teks

Pendahuluan Al-Qur’an telah diturunkan oleh Allah Swt dengan jelas dan terperinci, kandungannya benar dan jauh dari kesalahan. Apabila manusia yang membuat a l-Qur’an, tentu saja ada berbagai pertentangan di dalamnya. Sebagaimana firman Allah Swt dalam surat al -Nisa ayat 82: أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا “ Maka apakah mereka tidak memperhatikan al- Qur ’ an? Kalau kiranya al- Qur ’ an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat i pertentangan yang banyak di dalamnya. ” (QS. Al-Nisa’: 82) Oleh karena itu, para ulama menggunakan kata “musykil” pada ilmu al-Qur’an ( musykil al-qur’an ), bukan mukhtalaf sebagaimana yang digunakan dalam pembahasan ilmu hadis ( mukhtalaf al-hadits ). Hal ini dikarenakan a l-Qur’an adalah haq , tidak ada pertentangan di dalamnya, berbeda dengan hadis yang masih bisa diperdebatkan. Meskipun demikian, tidak semua ayat a l-Qur’an dapat dipahami secara lang

Sunnah-Sunnah Sholat Menurut para Imam Madzhab

Shalat merupakan  kewajiban seorang muslim kepada Tuhannya, Allah. Ibadah inilah yang paling pertama akan dihisab di akhirat kelak, sebagaimana sabda Rasulullah Saw: إِنَّ أَوَّلَ مَايُحَاسَبُ بِهِ النَّاسُ بِهِ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ أَعْمَالِهِمْ الصَّلاة “Sesungguhnya yang pertama kali akan dihisab dari amal perbuatan manusia pada hari kiamat adalah sholatnya.” Nah, sudahkah kita memahami betul perkara-perkara sholat? Kali ini saya akan berbagi sedikit ilmu yang pernah saya pelajari ketika belajar di TMI Pesantren Modern Daarul Uluum Lido dalam kitab “Al-Fiqhu ‘alaa Madzaahibil Arba’ah” (Imam Syafi’i, Imam Maliki, Imam Hanifah dan Imam Hanbali) karya Abdurrahman Al-Jaziri. Terkadang kita menyepelekan dan mengabaikan perkara-perkara sunnah dalam sholat, memang kita tidak berdosa jika meninggalkan perkara sunnah, namun hal ini tentu akan merugikan kita. Menurut Imam Syafi’i dan Hanbali Sesungguhnya barangsiapa yang meninggalkan sunnah-sunnah shalat, Allah SWT tidak membe