Langsung ke konten utama

Nature Republik, Oh No

Setelah lama ga nulis, akhirnya mulai melirik blog ini lagi. Kali ini aku mau ngasih testimoni buat salah satu produk kecantikan yang lagi booming, nature republic. Katanya produk korea gitu dan kalau pakai ini bakal jadi glowing gitu wajahnya. Efek pengaruh komunikasi persuasifnya Suhai Salim yang begitu mendewa-dewakan nature republik, ditambah teman-teman yang juga pakai, aku jadi kepingin buat beli juga.

Begitu tau kalau nature republik bisa dipakai buat apa aja, dari mulai kulit wajah, badan, rambut, kuku hingga bibir, jadilah yakin buat ikut beli waktu itu. Niat awalnya sih buat masker mata, karena kantung mataku besar dan hitam. Tapi semenjak liat testimoninya Suhai Salim jadilah aku pakai buat masker juga.



Selama seminggu aku selalu pakai setiap hari dengan jumlah yang lumayan banyak, karena lihat Suhai Salim juga tumpeh-tumpeh gitu makenya yekan. *Korban beauty vlogger banget* :D

Tapi setelah seminggu pakai buat masker ternyata kulitku iritasi, jadi merah gitu, terus kulitnya kering dan kelupas. Pokoknya parah banget iritasinya, dan kulitnya meskipun terkelupas tapi ga bisa ditarik gitu karena malah luka dan berbekas. Mukaku jadi perih dan merah selama beberapa hari. Jadi kapok pakai nature republik. :(

Mungkin karena aku pakainya ga kira-kira aja kali ya, seharusnya kan maskeran ga setiap hari. Atau bisa juga karena aku pakai sabun dari dokter jadi mungkin ga bisa pakai sembarang produk.

Tapi kalau pakai nature republik di rambut hasilnya bagus banget. Rambut jadi lembut gitu kayak abis dicreambath. Jadi, kalaupun nature republiknya kurang cocok dipakai di kulit, buat rambut aku kira bisa cocok untuk semua orang.

Pesan dariku, jangan mudah terpengaruh sama beaty vlogger wkwk karena produk kecantikan belum tentu bisa cocok di semua jenis kulit.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

As-Sam'iyyat

As-Sam’iyyaat Temen-temen pernah denger istilah As-sam’iyyat? Mungkin sebagian dari kita udah nggak asing lagi dengan istilah ini, As-Sam’iyyat merupakan perkara yang tidak dapat digambarkan dengan pancaindera manusia dan hanya dapat diketahui melalui al-quran dan al-hadis. Adapun perkara-perkara yang termasuk as-sam’iyyat adalah alam kubur, hari kiamat, malaikat, jembatan sirath, padang mahsyar, surga dan neraka. Bahkan, jin, dan setan juga merupakan perkara as-sam’iyyat karena kita tidak dapat melihatnya dengan kasat mata kecuali dengan kekuasaan Allah. Kita sebagai umat muslim wajib untuk meyakini akan adanya as-sam’iyyat walaupun hal tersebut hanya dapat kita dengar dari al-quran dan hadits. Dalil kewajiban beriman dengan perkara sam’iyat seperti yang Allah firmankan di dalam Al-quran : الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ “(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebah

Ibnu Qutaibah dan Ilmu Musykil al-Qur’an: Dialektika antara Akal dan Teks

Pendahuluan Al-Qur’an telah diturunkan oleh Allah Swt dengan jelas dan terperinci, kandungannya benar dan jauh dari kesalahan. Apabila manusia yang membuat a l-Qur’an, tentu saja ada berbagai pertentangan di dalamnya. Sebagaimana firman Allah Swt dalam surat al -Nisa ayat 82: أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا “ Maka apakah mereka tidak memperhatikan al- Qur ’ an? Kalau kiranya al- Qur ’ an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat i pertentangan yang banyak di dalamnya. ” (QS. Al-Nisa’: 82) Oleh karena itu, para ulama menggunakan kata “musykil” pada ilmu al-Qur’an ( musykil al-qur’an ), bukan mukhtalaf sebagaimana yang digunakan dalam pembahasan ilmu hadis ( mukhtalaf al-hadits ). Hal ini dikarenakan a l-Qur’an adalah haq , tidak ada pertentangan di dalamnya, berbeda dengan hadis yang masih bisa diperdebatkan. Meskipun demikian, tidak semua ayat a l-Qur’an dapat dipahami secara lang

Sunnah-Sunnah Sholat Menurut para Imam Madzhab

Shalat merupakan  kewajiban seorang muslim kepada Tuhannya, Allah. Ibadah inilah yang paling pertama akan dihisab di akhirat kelak, sebagaimana sabda Rasulullah Saw: إِنَّ أَوَّلَ مَايُحَاسَبُ بِهِ النَّاسُ بِهِ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ أَعْمَالِهِمْ الصَّلاة “Sesungguhnya yang pertama kali akan dihisab dari amal perbuatan manusia pada hari kiamat adalah sholatnya.” Nah, sudahkah kita memahami betul perkara-perkara sholat? Kali ini saya akan berbagi sedikit ilmu yang pernah saya pelajari ketika belajar di TMI Pesantren Modern Daarul Uluum Lido dalam kitab “Al-Fiqhu ‘alaa Madzaahibil Arba’ah” (Imam Syafi’i, Imam Maliki, Imam Hanifah dan Imam Hanbali) karya Abdurrahman Al-Jaziri. Terkadang kita menyepelekan dan mengabaikan perkara-perkara sunnah dalam sholat, memang kita tidak berdosa jika meninggalkan perkara sunnah, namun hal ini tentu akan merugikan kita. Menurut Imam Syafi’i dan Hanbali Sesungguhnya barangsiapa yang meninggalkan sunnah-sunnah shalat, Allah SWT tidak membe