Yang Terukir
dalam Sejarah
Daarul Uluum Lido, 18 Mei
2014,
“Hari ini, Sabtu, 18 Mei 2013
diadakan acara Wisuda santriwan santriwati angkatan 12 di Pesantren Modern
Daarul Uluum Lido”
Suara MC terdengar menggetarkan
aula putra Pesantren Modern Daarul Uluum Lido. Ya, hari itu, Sabtu, 18 Mei
2013, merupakan hari yang menjadi kebahagiaan luar biasa bagi kami, juga
kebanggaan yang tiada tara bagi kedua orang tua kami. Betapa tidak, 6 atau 4
tahun sudah kami berdiri disini, di Pesantren Modern Daarul Uluum Lido,
pesantren sekaligus rumah bagi kami. Yang telah mengajarkan sebuah
kesederhanaan, persahabatan, kemandirian, ukhuwah islamiyah, ilmu yang
berlimpah, adab dan sopan santun serta ajaran-ajaran agama islam. Namun di sisi
kebahagiaan itu, kami juga merasakan kesedihan yang luar biasa, karena artinya, hari ini kami telah resmi
menjadi alumni Pesantren Modern Daarul Uluum Lido, ya, kami tentu akan
meninggalkan pondok pesantren tercinta ini, dan tentu saja akan berpisah dengan
teman-teman, guru-guru serrta adik-adik kelas tercinta.
Suasana hari ini begitu
mengharukan, satu persatu nama kami disebut dan dipanggil menuju panggung,
orang tua kami bergitu bangga menyaksikan putra-putrinya telah dinyatakan lulus
dari pesantren ini, pesantren yang dipercaya oleh mereka untuk mendidik kami
belajar agama.
Suara isak tangis memenuhi ruangan
aula, tak dapat lagi kami bendung, rasa sedih dan bahagia berkumpul di dalam
hati ini. Dan tahukah sobat? Saat kutuliskan cerita ini, mataku berlinangan air
mata mengingat hari dimana kami berpakaian biru tua dan berjas hitam. Selintas
kenangan-kenangan selama 6/4 tahun kami berdiri disini terasa menari-nari di
otakku. Sungguh tak sanggup untuk berpisah dari kalian semua. Namun, tak bisa
dipungkiri, usia kita semakin bertambah, saatnya kita berjalan melalui
tantangan baru, membuka lembaran kosong baru dan mengamalkan ilmu yang kita
dapat dari tempat dimana kita saling mengenal dan dipersatukan. Disini, di
Pesantren Modern daarul Uluum Lido.
.............
............
Setelah perpisahan itu, kami memilih
jalan masing-masing sesuai impian dan cita-cita kami, ada yang bertekad mandiri
dengan mencari pekerjaan, ada yang melanjutkan studi S1 di berbagai perguruan
tinggi, ada yang memilih untuk berkeluarga dan sebagian lagi mengabdikan diri
sesuai dengan keikhlasan diri dan permintaan dari pesantren. Pengabdian ini
merupakan rasa hormat, cinta, dan terima kasih kita yang tak terhingga kepada
pesantren, tempat pengabdian pun bukan hanya di Pesantren Modern Daarul Uluum
Lido saja, melainkan di beberapa pondok pesantren yang mengadakan kerja sama
dengan pondok kami, diantaranya Daarul Mughni, Al-Bayyinah, Kulni, dsb.
Dan itulah kami, yang ikhlas
mengabdikan diri kepada pesantren.
Kamar Pengabdian, 25 Juni 2013
Hari itu, kami berikrar dalam
hati kepada diri kami sendiri untuk mengabdi pada pesantren ini, Dengan segala
kesiapan jiwa, raga, fisik dan mental, kami berdiri disini, bersiap untuk
berjuang membela islam di tanah Bogor.
Hari demi hari terus berlalu,
pengalaman-pengalaman baru terus kami dapat, pengalaman mengajar, pengalaman menjadi
wali kelas, pengalaman mengajar anak-anak Raudhatul Athfal, pengalaman menjadi
panitia ujian, panitia PPSB, panitia TLM (Training Leadership Management),
pengalaman tampil pada acara Asatidz Show dan beribu pengalaman lainnya.
Daarul Uluum Lido, 19 Juni 2014
Pembagian rapot dan perpulangan
santri, merupakan momen yang sangat ditunggu-tunggu para santri. Ya, tepat hari
ini. Dan itu bertanda telah usai pula amanat kami untuk satu tahun pengabdian
ini.
Malam itu begitu terang dengan
cahaya rembulan, kami berkumpul di kediaman mudir untuk mengadakan acara
pelepasan. Ustadz M. Yazid Syaghof, S.Th.I, Lc selaku pimpinan pesantren
memberikan nasihat dan wejangan. Meskipun ditutup dengan acara non formal,
namun tak mengurangi rasa khidmat ini.
Sungguh, lagi-lagi, air mata kami
tak dapat dibendung, terus turun menetes deras.
Kawan, satu tahun ini sungguh
menjadi pengalaman berharga untuk kita, pengalaman yang tak dapat dirasakan
oleh teman-teman kita yang telah meninggalkan pondok ini terlebih dahulu.
Kawan, berterima kasihlah kepada
pesantren ini, karena ia lagi-lagi memberikan kita pelajaran baru yang
tak akan terlupakan sepanjang masa.
Kawan, mungkin satu tahun yang
kita berikan untuk pondok pesantren ini tidaklah ada apa-apanya dibandingkan
jasa pesantren kepada kita, namun apalah daya, mungkin hanya ini yang dapat
kita persembahkan dan kita lakukan.
Kini, telah genap setahun kita berdiri
di Kota hujan ini, di atas tanah subur di kawasan Lido, syukur Alhamdulillah
kami ucapkan karena kami bisa mengemban amanah ini hingga selesai. Semoga apa
yang telah kita jalani satu tahun ini menjadi berkah untuk prestasi kita ke
depannya, menjadi modal dasar kita untuk menghadapi lingkungan luar yang
sungguh asing bagi kita semua,
Kami ikhlas mengabdikan diri.
Kini, yang kami harapkan saat ini
adalah berkah yang akan menjadi pegangan bagi kami untuk memulai hari baru
dimana akan kami hadapi beribu kerikil dan bebatuan di sepanjang jalan.
Wahai guru-guru, doakanlah kami
agar menjadi wanita-wanita sholehah, wanita yang akan memperjuangkan agama
Islam di tengan zaman kera ini.
Kawan, berpisah bukan berarti tak
dapat lagi bertemu, melainkan kita harus berjalan di tempat yang berbeda,
dengan orang-orang yang berbeda, dengan lingkungan berbeda, meski tak dapat
lagi berada pada lingkungan yang satu, tetapi setiap waktu tentu kita akan
selalu bertemu, dalam ikatan persaudaraan dan dalam kuatnya doa.
Kawan, lihatlah, betapa luasnya
bumi Allah. Jadilah mujahidah-mujahidah islam yang berjalan di berbagai belahan
dunia. Memperjuangkan agama Allah dimana pun kita berdiri. Di setiap sudut kita
berada.
Kawan, teruskanlah perjuangan, kita
masih muda, dan carilah beribu pengalaman yang hanya kita bisa dapat di tempat
yang berbeda. Kita mungkin akan kehilangan, tetapi kita akan mendapatkan pengganti
yang baru. Dengan begitu kita akan semakin tahu, semakin mengenal dan semakin
dikenal.
Tetap semangat kawan.
Ingatlah hari ini.
Daarul Uluum tempat terbaik dan Kalian
teman terbaik J
Selamat jalan kawan, semoga sehat
selalu, semoga sukses dan semoga dilindungi Allah dimana pun kalian berada.
Aku sayang kalian *pelukerat
#Hingga detik ini masih ada rasa
yang tak dapat diterjemahkan.
mengharuskan sekali,,
BalasHapusIni bru namanya calon penulis besar...mudah2an feeling saya sesuai dg masa depanmu dik!
BalasHapus