Dentuman beduk dan takbir ramai terdengar di langit-langit malam, esok hari raya Idul Fitri ke-23 bagiku. Semakin lama momen Idul Fitri semakin terasa seperti plat mobil Jakarta, B aja. Entah karena usiaku yang semakin bertambah atau karena esensi Idul Fitri yang mulai memudar. Ingat masa kecil dulu, tak sabar rasanya menunggu hari raya Idul Fitri. Aku selalu bangun pagi bergembira menyambut hari raya. Saat membuka mata, aku langsung bangun, berdiri di atas kasur, melompat-lompat bahagia sambil mengucap "Yeay, hari ini lebaran". Entah mengapa momen lebaran saat kecil terasa begitu membahagiakan, senang memakai baju baru, senang makan kue-kue yang hanya tersedia saat lebaran, senang bertemu sanak saudara, senang bermain petasan dan kembang api, juga senang mendapat angpau dari orang-orang. Ah bahagia di masa kecil memang sesederhana itu. Kini momen Idul Fitri terasa biasa saja. Bahagia? Ya, tentu saja bahagia dapat kembali bertemu hari raya yang hanya ada satu tahun seka...