Suasana kampus hari ini terlihat ramai, lantunan musik regae terdengar dari lobi fakultasku, banner-banner besar terpampang di setiap gedung-gedung fakultas. Terlihat jelas foto-foto para calon ketua jurusan, senat, maupun dema yang terpajang di banner besar itu. Para calon ketua masuk ke kelas-kelas untuk berkampanye, berjanji membawa universitas menjadi lebih baik. Panggung demokrasi di gelar di aula kampus, suara dukungan kawan-kawannya memecah keheningan kampus sore ini. Perutku mulai keroncongan meminta haknya, namun aku masih asyik dengan laptopku, sibuk mengajak jari-jari menari di atas tuts keyboard, menuntaskan tugas UAS yang mulai menghantui akhir tahun 2016 ini. Aku memilih duduk di tempat yang damai, di gedung tujuh lantai bercat putih di depan fakultasku. Bau politik terasa begitu menyengat, tidak lupa disertai dengan semangat dan tipu daya partai-partai yang mendorong anggotanya untuk mendapatkan kedudukan ketua. Entah untuk menaikkan eksistensi diri dan partai...